BULAN memang pernah terbelah di zaman Rasulullah SAW. Dan terbelahnya bulan merupakan salah satu bagian dari sekian banyak mukjizat beliau.
Allah SWT telah menegaskan hal ini di dalam Al-Quran Al-Karim pada saat berfirman:
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan,” (QS. Al-Qamar: 1).
Mukjizat terbelahnya bulan akan lebih terasa maknanya bila memang seseorang hidup di zaman Rasulullah SAW dan melihat langsung kejadiannya.
Sebab pada dasarnya fungsi sebuah mukjizat memang untuk melemahkan argumentasi orang kafir kepada risalah yang dibawa oleh seorang nabi. Dengan mukjizat itu diharapkan tidak akan ada lagi argumentasi yang bisa dikemukakan untuk tidak mau beriman.
Kalau seseorang melihat langsung bagaimana bulan di saat itu terbelah sebagai mukjizat seorang nabi, maka secara nalar tidak ada lagi alasan untuk tidak beriman kepada kenabian Muhammad SAW.
Tetapi untuk mereka yang tidak langsung menyaksikan mukjizat ghaib itu, misalnya untuk umat yang datang kemudian dan hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut, terkadang memang kurang efektif jadinya.
Sebab akan ada saja orang yang tidak mau percaya atas kejadian yang di luas kebiasaan itu. Akan ada sekian banyak alasan untuk tidak percaya adanya kejadian ghaib itu. Apalagi untuk percaya kepada kenabian Muhammad.
Lalu Apa Fungsi Mukjizat Kalau Begitu?
Fungsi mukjizat bagi kita umat Islam yang juga tidak menyaksikan langsung peristiwa ghaib itu, lebih merupakan ujian atas keimanan kita.
Intinya, apakah kita masih mau beriman kepada kitab suci dan hadits nabi yang menceritakan berbagai mukjizat itu atau tidak?
Kalau kita percaya keberadaan mukjizat itu, maka iman kita selamat. Tetapi kalau yang terjadi sebaliknya, maka jelaslah ada yang kurang beres dalam sistem aqidah kita, terutama tentang konsep iman kepada Quran dan Sunnah.
Lihatlah bagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhumembenarkan mu’jizat Ira’ Mi’raj di saat orang-orang kafir menolak mentah-mentah kabar dari Nabi bahwa beliau baru saja menempuh jarak yang jauh. Itulah ujian keimanan buat Abu Bakar, beliau selalu membenarkan apa pun yang dikatakan oleh nabi.
Sebagai muslim, salah satu syarat utama yang harus kita miliki adalah beriman kepada kitab suci Al-Quran. Dan urusan bulan terbelah, Al-Quran sejak 1400-n tahun yang lalu sudah bicara. []