ANDA penggemar sepakbola terutama liga Inggris, pasti sudah tidak asing dengan Eric Cantona. Legenda klub MU asal Prancis yang terkenal dengan tendangan kungfunya ini, suatu ketika pernah membela Muslim.
Tragedi penembakan di kantor redaksi Charlie Hebdo, 2015 silam mengemukakan jargon islamofobia di seantero Eropa. Bahkan dunia. Namun menurut Eric, kejadian tersebut bukanlah alasan untuk menyerang Islam. Fanatisme ada dimana-mana tapi hanya ada dalam diri segelintir orang.
“Sisanya adalah penganut Katholik, Buddha, dan Muslim biasa. Aku pikir sangat penting untuk memandangnya lewat sudut pandang sejarah. Sangat penting untuk mengingat bahwa semua yang telah terjadi ini dilakukan oleh kelompok teroris yang tidak Islami,” kata Cantona kepada Euronews.
Cantona berpendapat kita seharusnya tidak hanya terpaku pada kejadian dan isu yang berkembang saat ini. Kita mestinya belajar dari masa lalu tentang kejadian yang sama bahwa ekstrimis adalah bagian dari minoritas, yang mana tidak memiliki keyakinan yang sama dengan kepercayaan mayoritas.
“Aku yakin 10% Muslim saat ini merasa tidak nyaman dan mereka malu atas apa yang terjadi. Ini penting untuk dikatakan bahwa seorang Muslim adalah moderat jika dia hanya warga negara seperti Anda dan saya. Apa arti ‘moderat’ sebenarnya? Apakah itu berarti bahwa Islam adalah agama ekstremis? Ini adalah provokasi laten, Anda lihat? Dan ini sangat berbahaya,” tegas Cantona. [rf/Islampos]
Sumber: Pandit Football.