SHALAT merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Salah satu ibadah wajib seorang muslim adalah shalat. Mengingat betapa pentingnya shalat, ibadah ini bahkan tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun termasuk ketika sakit.
Seorang muslim yang taat pasti akan menjaga shalatnya. Sikap ini pula yang ditampakkan para sabahat dan tabi’in yang menjadi generasi terbaik setelah Nabi.
BACA JUGA: Pesan Nabi ketika Shalat
Salah seorang sahabat yang sangat teguh menjalankan shalat adalah Ibnu Abbas ra. Syeikh Maulana Zakariyya Al Kandahlawi dalam kitab Fadhilah Amal menceritakan bahwa sahabat Nabi SAW itu matanya selalu berair.
Seorang tabib datang untuk mengobatinya. Tabib itu menyampaikan, apabila diizinkan, ia akan mengobatinya, tetapi ia mengajukan beberapa syarat selama pengobatan itu.
“Engkau harus berhati-hati selama lima hari. Pertama jangan bersujud di tanah tetapi engkau boleh bersujud di atas papan yang lebih tinggi,” kata sang tabib.
Mendengar hal itu Ibnu Abbas menolak diobatin.
“Tidak mungkin demi Allah aku tidak akan melakukannya meskipun hanya satu rakaat. Aku mendengar Baginda Nabi SAW bersabda barangsiapa sengaja meninggalkan satu shalat, maka itu akan menjumpai Allah SWT dalam keadaan murka.”
BACA JUGA: 3 Perkara yang Dilarang Nabi dalam Shalat
Syeikh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi menjelaskan faidah hadits tersebut. Menurut syariat, masalah seperti itu dibolehkan jika terpaksa. Perbuatan seperti itu tidak termasuk dalam ancaman meninggalkan shalat.
Namun, karena para sahabat begitu mencintai salat dan mementingkan mengamalkan cara shalat yang dicontohkan Nabi SAW, hal ini membuat Ibnu Abbas lebih suka matanya sakit daripada harus meninggalkan cara shalat yang diteladankan Nabi SAW. []
Referensi: Fadhilah Amal/Karya: Syeikh Maulana Zakariyya Al Kandahlawi/Penerbit: Pustaka Ramadhan