SELAMA ini, pernahkah kita merenung sudah berapa ulama yang benar-benar memperjuangkan Islam, ilmu agama dengan sungguh-sungguh namun telah tiada? Berapa banyak yang mampu menjadi pengganti mereka pada saat ini? Bagaimana ilmu agama dan kebenaran dapat terus hidup jika para ulama benar-benar sudah tidak ada, dan karya besar mereka sudah dilupakan?
Kita sudah tahu bahwasannya ulama adalah pewaris para nabi, namun bagaimana ilmu yang telah diajarkan oleh para nabi tersebut dapat diamalkan, sedangkan umat saat ini sudah jauh dari tuntunan ulama. Inilah salah satu fenomena yang pernah digambarkan oleh Rasulullah Saw bahwa menjelang hari kiamat ilmu akan lenyap dari muka bumi.
Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdullah, Rasulullah Saw bersabda:
“Menjelang kiamat akan ada beberapa masa, di mana ilmu dicabut, lalu diturunkanlah kebodohan, dan terjadi banyak kerusuhan. Adapun kerusuhan itu adalah pembunuhan.”
Ini semua menunjukkan, bahwa suatu saat nanti (mungkin sekarang) ilmu akan dicabut dari umat manusia di akhir zaman, sehingga Al-Quran pun akan lenyap dari mushaf-mushaf dan dari dalam hati manusia. Akhirnya manusia tidak memiliki ilmu, yang ada hanyalah kakek-kakek dan nenek-nenek yang sudah lanjut usia.
Mereka mengeluh dan menyatakan bahwa mereka hanya bisa mengucapkan “La ilaha illallah.” Padahal mereka mengucapkannya hanya sekedar ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Namun demikian ucapan itu berguna bagi mereka, sekalipun mereka tidak pernah melakukan amal saleh dan tidak memiliki ilmu yang bermanfaat, selain ucapan saja.
Kalau ada pendapat yang mengatakan, bahwa ucapan mereka itu dapat menyelamatkan diri mereka dari neraka, boleh jadi maksudnya adalah, bahwa kalimat tauhid itu mencegah mereka masuk neraka sama sekali. Karena kewajiban mereka hanya sekedar mengucapkan kata-kata itu, sebab mereka tidak lagi dibebani melakukan amlan-amalan yang seruannya tak pernah sampai kepada mereka.
Adapun yang dimaksud disini adalah, bahwa ilmu akan dicabut pada akhir zaman dan akan terjadi banyak kebodohan. Selain itu sabda Rasul dalam hadits di atas adalah pemberitahuan tentang bakal diturunkannya kebodohan. Yakni bahwa orang-orang yang hidup di zaman itu akan diilhami kebodohan, yang berarti ketidakpedulian Allah Swt terhadap mereka.
Kemudian mereka akan tetap dalam keadaan seperti itu, bahkan semakin bodoh dan sesat, sampai dengan berakhirnya kehidupan dunia dan kehancuran alam semesta. Sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak akan terjadi kiamat pada seorang pun yang mengucapkan ‘Allah, Allah,’ dan tidak akan terjadi kiamat kecuali atas manusia-manusia yang jahat.” []