SIAPA yang tak kenal Imam Syafi’i, seorang ulama besar imam Mazhab Syafi’iyah yang dijuluki Nashih Al-Hadits (pembela Sunnah Nabi). Beliau bernama asli Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i (150-204 Hijriyah). Beliau memiliki kecerdasan yang luar biasa.
Diriwayatkan dari Imam Asy-Syafi’i, ia berkata, “Aku telah menghafal Al-Qur’an ketika berumur 7 tahun. Aku pun telah menghafal kitab Al-Muwatho’ ketika berumur 10 tahun. Ketika berusia 15 tahun, aku pun sudah berfatwa.” (Thorh At Tatsrib, 1: 95-96).
BACA JUGA: Rahasia Kuatnya Hafalan Imam Syafi’i
Namun, kekuatan hafalan beliau sempat terganggu pada suatu ketika. Hal itupun beliau konsultasikan kepada gurunya, Imam Waki’.
Imam Syafi’i berkata:
شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي
“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).
Namun, kenapa hafalan beliau bisa terganggu?
ketika Imam Syafi’i berkata, “Wahai guruku, aku tidak dapat mengulangi hafalanku dengan cepat. Apa sebabnya?”
Sang Guru Imam Waki’ lantas berkata, “Engkau pasti pernah melakukan suatu dosa. Cobalah engkau merenungkannya kembali!”
Imam Syafi’i pun merenung, “Apa ya dosa yang kira-kira telah kuperbuat?”
Beliau pun teringat bahwa pernah suatu saat beliau melihat seorang wanita tanpa sengaja yang sedang menaiki kendaraannya, lantas tersingkap pahanya. Ada yang mengatakan: yang terlihat adalah mata kakinya. Lantas setelah itu beliau memalingkan wajahnya.
Lantas keluarlah sya’ir yang diucapkan di atas. Inilah tanda waro’ dari Imam Syafi’i, yaitu kehati-hatian beliau dari perkara maksiat. Beliau melihat kaki wanita yang tidak halal baginya, lantas beliau menyebut dirinya bermaksiat. Sehingga ia lupa terhadap apa yang telah ia hafal.
BACA JUGA: Dari Imam Asy-Syafi’i, Ini 3 Adab Murid kepada Guru yang Bisa Diteladani selama Belajar Daring
Hafalan Imam Syafi’i bisa terganggu karena ketidak-sengajaan. Bagaimana dengan orang yang memang senang melihat wajah wanita, aurat mereka atau bahkan bermaksiat dengan mereka?
Al-Habib Qauraisy Baharun (pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat), seperti dikutip dari Sindonews, mengatakan bahwa sudah makruf perkataan Imam Syafi’i di tengah-tengah kita mengenai jeleknya hafalan karena sebab maksiat. Hal ini menjadi ibrah bagi kita bahwa maksiat bisa mempengaruhi jeleknya hafalan dan mengganggu ibadah kita.
Sebagai renungan untuk kita semua, bahwa Cahaya Allah baik itu berupa ilmu, bimbingan atau lindungan rahmat-Nya akan jauh dari pelaku maksiat. []
SUMBER: SINDONEWS