Oleh: Yudhistira Adi Maulana, Penggagas rumah sehat Bekam Ruqyah Centre yang berasaskan pengobatan Thibbunnabawi.
___________________
SAYA pernah punya pengalaman yang terjadi beberapa minggu ke belakang pada saat memberikan terapi ruqyah kepada seorang laki-laki. Ia mengaku didera oleh penyakit aneh. Medis modern tak bisa mendeteksinya.
Ternyata pada saat di ruqyah, orang tersebut mendapat gangguan jin. Reaksi yang keluar tertawa diselingi menangis seperti yang terjadi di film horor.
BACA JUGA: Jin, Setan, dan Iblis, Ini Bedanya
Setelah beres terapi, saya bertanya “Bapak pernah berguru ilmu tertentu atau punya jimat-jimat?”
Si bapak menjawab, “Ya,” dan ia mengeluarkan keris kecil dari mobilnya. “Ini untuk jaga-jaga, dengan ini saya bisa mudah naik jabatan, dan banyak beribu manfaatnya.”
“Jika Bapak mau sehat,” sahut saya. “Bapak harus mengikhlaskan dan membuang jimat-jimat ini.”
Si bapak pun mengikhlaskannya karena ingin benar-benar sehat dan sembuh dari penyakitnya yang aneh itu.
Karena saya orangnya penasaran, saya kantongi jimat tersebut dan saya bawa tidur. Antara percaya dan tidak, jin penunggu jimat itu datang lewat mimpi dan sayapun terbangun kaget.
Memang pada dasarnya, benda-benda seperti jimat ada jin penunggunya. Dulu yang dipikirkan bila kita bermasalah dengan dunia ghoib, pasti diidentikan dengan perdukunan atau ‘orang pintar’. Ternyata Islam memberikan solusi untuk permasalahan ini. Ruqyah. Apa itu ruqyah?
Merunut sejarahnya, ruqyah merupakan salah satu metode pengobatan yang cukup tua di muka bumi ini. Dengan datangnya Islam, metode ini kemudian disesuaikan dengan nafas dan tata cara yang sesuai syariat. Dalam kamus Lisanul Arab disebutkan bahwa ruqyah adalah ‘doa yang digunakan untuk menyembuhkan seseorang yang terkena malapetaka.” Atau dengan kata lain, ruqyah adalah do’a untuk segala penyakit yang menimpa seseorang ,baik penyakit fisik maupun nonfisik. Definisi ini masih bersifat umum, sedangkan definisi ruqyah secara khusus adalah “pengobatan yang dilakukan seseorang dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Qura’an yang ditujukan kepada orang yang terkena sihir atau penyakit.”
Ruqyah merupakan do’a atau bacaan ayat ayat Al-quran yang diaktualisasikan oleh Rasulullah SAW untuk dibaca dan dibacakan kepada orang yang kerasukan jin atau terkena penyakit.
Ruqyah tentu memilki sejumlah ketentuan yang wajib diperhatikan agar tidak terjerumus kepada perkara syirik sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Jauhilah kepada sesuatu hal yang bisa membawa kehancuran, yaitu syirik (menyekutukan Allah SWT) dan sihir,” (H.R.al-Bazzar dan al-Mundzir).
Pada awalnya Rasulullah SAW melarang pengobatan dengan cara ruqyah karena pada masa jahiliyah, praktik ruqyah sering dicampurkan dengan syirik dan sihir. Namun Rasulullah SAW memperbolehkannya setelah para sahabat memperlihatkan praktik ruqyah yang dibersihkan dari syirik dan sihir ,hal ini di jelaskan oleh hadis di bawah ini:
‘Auf bin Malik Al Asyja’i berkata; “Kami biasa melakukan ruqyah pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah! bagaimana pendapatmu tentang ruqyah?’ Beliau menjawab, “Peragakanlah cara ruqyah kalian itu kepadaku. Tidak ada masalah dengan ruqyah selama tidak mengandung syirik,” (HR. Muslim no. 4079).
Berdasarkan keterangan di atas, ruqyah terbagi menjadi 3 macam
1. Ruqyah Syirkiyyah, yaitu ruqyah yang mengandung unsur kemusyrikan, misalkan membacakan mantra-mantra jampi jampi yang bukan dari Al-qur’an dan Sunnah tapi diambil dari ucapan nenek moyang dan ucapan dukun. Jenis ruqyah ini haram hukumnya.
2. Ruqyah Sihiriyyah, jenis yang satu ini adalah ruqyah yang mengandung sihir, yaitu ruqyah dengan cara membacakan mantra-mantra atau jampi jampi yang bertujuan untuk memanggil jin dengan maksud agar jin yang dipanggil itu dapat mengusir jin yang ada pada tubuh seseorang yang kerasukan. Atau jin itu disuruh untuk mengeluarkan penyakit atau memindahkan penyakit pada binatang. Ruqyah seperti ini hukumnya haram.
3. Ruqyah Syariah, ruqyah yang diperbolehkan dalam Islam karena sudah steril dari perkara syirik, dan bisa kita aktualisasikan dalam keseharian. Allohu alam bi shawwab. []