KETIKA Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di Madinah, ada seorang dukun di negeri Yaman, ia bernama Sawad bin Qarib. Kita simak saja Sawad bin Qarib radhiallahu ‘anhu menceritakan jin yang mengajaknya masuk Islam:
Pada suatu malam ketika aku sedang dalam keadaan antara tidur dan terjaga, tiba-tiba jin yang sering memberitahuku datang.
Ia membangunkanku dengan kakinya, lalu ia berkata:
“Wahai Sawad bin Qarib pahamilah, dan pikirkanlah bila engkau memang bisa berpikir. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari keturunan Luai bin Ghalib telah diutus. Ia mengajak (umat manusia) kepada Allah dan kepada peribadatan kepada-Nya saja.”
Kemudian jin itu menyampaikan bait-bait syair berikut:
“Aku heran terhadap jin dan kabar beritanya. Ia mengencangkan tali unta dengan pelananya. Ia meluncur ke Kota Mekah untuk mencari hidayah. Tidaklah jin yang baik itu sama dengan jin yang jahat. Pergilah kepada orang pilihan dari keturunan Hasyim. Dan tataplah dengan kedua matamu ke arah kepala unta itu.”
BACA JUGA: Dimana Sajakah Tempat Tinggal Jin? (1)
Ketika itu aku tidak mempedulikan ucapannya. Aku katakan kepadanya,
“Biarkan aku tidur, karena sore ini aku sangat mengantuk.”
Pada malam kedua ia mendatangiku lagi dan membangunkanku dengan menggunakan kakinya, ia mengatakan kepadaku,
“Wahai Sawad bin Qarib bukankah aku telah mengatakan kepadamu bangun dan pahamilah, pikirkanlah bila engkau memang bisa berpikir, seorang utusan Allah dari keturunan Luai bin Ghalib telah diutus, ia menyeru kepada Allah dan beribadah hanya kepada-Nya.
Lalu jin itu kembali mengucapkan syair-syair berikut:
“Aku heran terhadap jin dan upayanya. Ia mengencangkan tali onta untuk bersafar. Ia meluncur ke Kota Mekah untuk mencari hidayah. Tidaklah jin yang jujur itu sama dengan jin yang pendusta. Pergilah kepada orang pilihan dari keturunan Hasyim. Ia berada di antara onta-onta dan pengawalnya.”
Pada hari kedua itu aku masih juga tidak mempedulikannya.
Namun pada malam ketiga ia mendatangiku lagi dan membangunkanku dengan kakinya. Ia mengatakan kepadaku,
“Wahai Sawad bin Qarib bukankah aku telah mengatakan ‘pahamilah dan pikirkanlah bila engkau bisa berpikir, bahwasanya seorang utusan Allah dari keturunan Luai bin Ghalib telah diutus untuk berdakwah kepada Allah dan peribadatan-Nya.”
Lalu jin itu melantunkan syair berikut,
“Aku heran terhadap jin dan berita yang ia bawa. Menghela ontanya dengan menaiki pelana. Ia meluncur ke Kota Mekah untuk mencari hidayah. Tidaklah jin yang beriman sama dengan jin yang kafirnya. Pergilah kepada orang pilihan dari keturunan Hasyim. Tidak orang yang permulaan sama dengan yang belakangan.”
Sawad berkata lagi,
“Terjadilah dalam diriku kecintaan kepada Islam, dan aku menjadi sangat menginginkannya. Ketika telah pagi, aku mengencangkan tali kekang ontaku untuk menuju Mekah.
Di tengah perjalanan aku diberi tahu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah hijrah ke Madinah. Lalu akupun menuju ke Madinah. Sampailah aku di Madinah, dan aku bertanya tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikatakan kepadaku ia sedang berada di masjid. Lalu aku berhenti di masjid, aku menambatkan untaku, dan aku masuk masjid.
Di dalam masjid ada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat bersama beliau. Aku katakan: Dengarkanlah ucapanku wahai Rasulullah. Lalu Abu Bakar radhiallahu ‘anhu mengatakan, ‘Mendekatlah kepada beliau.’ Ia masih terus mengatakan ‘mendekatlah’ hingga aku berada di hadapannya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengatakan, ‘Sampaikanlah, dan kabarkanlah kepadaku tentang jinmu yang mendatangimu’.”
BACA JUGA: Dimana Sajakah Tempat Tinggal Jin? (2-Habis)
Ringkas cerita, Sawad menyampaikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia didatangi oleh jin pembantunya selama tiga hari berturut-turut memberitahukan adanya seorang utusan Allah dari keturunan Luai bin Ghalib.
Setelah itu Sawad mengucapkan syahadat bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Dzat Yang Maha Perkasa. Bergembiralah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat dengan keislamannya.
Setelah Sawad bin Qarib masuk Islam, jin itu tidak lagi mendatanginya, dan Sawad lebih senang dengan teman penggantinya yang lebih baik, yaitu Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Demikianlah jin yang shalih, ia akan mengajak kepada kebaikan, dan mengajak orang kepada Islam.
Mereka juga ikut serta dalam perang membela Islam. Mereka tidak suka mengganggu manusia. Tidak membantu orang dalam kejahatan. Dan mereka senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. []