DAHULU, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat hidup dengan menanggung berbagai beban dan amanah yang berat. Rasulullah terus mengajarkan kepada umatnya untuk bersabar, namun di sisi lain beliau juga mengabarkan bahwa kondisi mereka tak akan lama. Atas izin Allah, Rasulullah mengabarkan berbagai berita yang kelak nanti akan terjadi pada Islam. Salah satunya bahwa dunia akan dibentangkan untuk mereka. Benar saja, pada masa Umar bin Khattab pembendaharaan Persia dan Romawi dibukakan untuk kaum muslimin. Kemudian pada masa Utsman bin Affan, penaklukan semakin meluas ke timur dan barat.
BACA JUGA: Dua Sahabat Ini Jadi Tetangga Rasulullah di Surga
Dengan banyaknya penaklukan, harta ghanimah merimpah-ruah untuk kaum muslimin. Rakyat pun hidup senang dengan banyak harta. Standar hidup mereka meningkat dan mereka mulai disibukkan dengan kemegahan dunia. Selain itu, mulailah timbul perlombaan dan saling hasad merebutkan dunia. Hal itu menggerogoti khususnya di kalangan orang-orang yang keimanannya belum tertanam kuat dalam hati, seperti Arab Badui, orang-orang yang baru memeluk Islam dan anak-anak yang tumbuh dalam keimanan yang belum tertancap kuat sedangkan kemewahan dunia telah menyilaukan mata juga hati mereka.
Munculah generasi yang tumbuh dari anak-anak yang ikut serta dalam penaklukan. Mereka awalnya tinggal di negeri yang ditaklukkan, lalu masuk Islam dan ikut bersama pasukan kaum muslimin dalam penaklukan. Mereka pun mendapat saham bagian dari pembagian ghanimah dan tetap tinggal di negeri mereka. Generasi yang tumbuh ini sangat rentan termakan isu-isu yang beredar, karena mulanya mereka adalah bangsa yang ditaklukan, apalagi sebagian dari mereka masuk Islam semata hanya karena takut pedang (kematian). Mereka menyimpan makar untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Sebab lainnya karena kejahilan mereka, tidak memahami agama dan fanatisme kesukuan serta kebencian pada bangsa Arab. Di samping itu, banyaknya sahabat senior yang meninggalkan Madinah. []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Utsman bin Affan. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.