MANUSIA memiliki keistimewaan. Allah SWT menganugerahinya dengan akal dan pikiran. Dengan akal tersebut, manusia bisa memahami hakikat dirinya dan tuhan yang menciptakannya.
Namun, dengan akalnya, ada saja manusia yang justru membuat tuhan tandingan.
Dilansir dari laman weird, Seorang mantan insinyur Google yang pernah membantu menciptakan Google Street View, Anthony Levandowski, mengklaim bahwa dirinya sedang memproses pembuatan robot Tuhan. Robot Tuhan itu akan memimpin agama baru yang disebut Way of The Future (WOTF) serta memiliki ritual ibadah dan bahkan kitab sendiri yang disebut ‘Manual.’
Levandowski sebelumnya  telah menciptakan rumah ibadah artificial inteligence (AI) atau kecerdasan buatan. Rumah ibadah WOTF itu digunakan untuk mengumpulkan dana guna membantu menciptakan robot Tuhan  dan berusaha membangun hubungan dengan para pemimpin industri AI.
Levandowski percaya bahwa kecerdasan buatan akan mengubah eksistensi manusia. Bahkan, AI yang diciptakannya itu akan menilai apakah spesies manusia nantinya bisa bertahan atau tidak.
Berdasarkan dokumen yang diajukannya, agama WOTF bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan realisasi Ketuhanan berdasarkan Kecerdasan Buatan. Mereka mengatakan bahwa melalui pemahaman dan pemujaan terhadap Ketuhanan, akan ada kontribusi pada kemajuan masyarakat.
“Nanti, para pengikut WOTF akan bisa berbicara dengan Tuhan secara langsung dan bahagia karena Tuhan mendengarkan doa mereka,” pungkas Levandowski
Ia mengklaim bahwa kebaikan yang disebarkan robot Tuhan akan miliaran kali lebih pintar dan baik dari manusia. Padahal dalam Qur’an surat At-Tiin disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna. Apa mungkin hasil ciptaan manusia bisa lebih sempurna daripada manusia itu sendiri?
Levandowski menyampaikan bahwa otak manusia secara biologis terbatas karena ukuran dan jumlah energi yang dapat mereka pakai. Akan tetapi, sistem AI tidak memiliki batasan seperti itu. Ini berarti, mereka bisa menjadi lebih baik dan lebih cepat dalam memecahkan masalah daripada penciptanya (manusia).
Levandowski sepertinya tidak menyadari bahwa kemapuan atau kecerdasan manusia yang menurutnya terbatas tapi berhasil menciptakan ‘tuhan’ itu sesungguhnya tidak lain adalah ciptaan dari Tuhan yang Maha Sempurna, yang mencipta tanpa dicipta yaitu Sang Khalik. Dialah  yang paling berhak disembah, bukan akal apalagi robot buatan.[]