KISAH dimulai ketika masa kecil Nabi Muhammad tinggal bersama ibu sambungnya Halimah As-Sa’diyah di Kampung Bani Sa’id. Saat itu Nabi Muhammad masih berusia empat tahun.
Malaikat Jibril mendatangi Nabi yang sedang bermain bersama teman-temannya. Setelah itu, Malaikat Jibril membelah dada lalu meletakkan hati Nabi Muhammad di bejana emas.
Tak lama, hati tersebut dibasuh dengan air zamzam dan dikembalikan ke dada Nabi Muhammad.
BACA JUGA: Ketika Malaikat Jibril Datang ke Majelis Nabi dan Sahabat
Melihat peristiwa itu, teman-teman sepermainan Nabi pun terkejut. Mereka lari terbirit-birit mengadu kepada Halimah As-Sa’diyah.
Perempuan itu lalu menghampiri dan memeluk erat anak asuhnya yang tampak pucat dan menggigil karena ketakutan setelah mengalami kejadian tak terduga.
Peristiwa serupa kemudian terulang kembali saat Nabi Muhammad berusia 10 tahun atau mendekati usia taklif (mukallaf).
Malaikat Jibril kembali membersihkan hati Nabi Muhammad dengan zamzam supaya tidak tercampur dengan sifat-sifat keburukan.
Adapun yang ketiga, Malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad sebelum menerima wahyu kenabian.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, ketika itu Rasulullah bermimpi dashyat bahwa dadanya dibelah dan hatinya dibasuh berkali-kali dengan air zamzam.
BACA JUGA: Apa Benar Malaikat Jibril Itu Bersayap?
Mimpi itu lalu Nabi Muhammad diceritakan kepada istrinya Khadijah. Dan Khadijah mengatakan bahwa peristiwa pertanda kebaikan.
Sementara yang peristiwa yang keempat, Nabi Muhammad dibelah dadanya sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj seperti diterangkan dalam hadist Riwayat Imam Bukhari.
“Abu Dzar menceritakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda “saat aku di Mekah atap rumahku terbuka, tiba- tiba datang malaikat Jibril, lalu dia membelah dadaku, kemudian mencucinya dengan air zam- zam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia.” []
SUMBER: Air Zamzam Mukjizat yang Masih Terjaga karya Said Bakdasy