KISAH Firaun adalah salah satu kisah paling terkenal dalam Al-Qur’an. Firaun dikenal sebagai penguasa Mesir yang kejam, sombong, dan menolak kebenaran yang dibawa oleh nabi Musa AS.
Salah satu momen paling dramatis dalam kisah ini adalah ketika Firaun mencoba bertaubat setelah hampir tenggelam di Laut Merah, namun malaikat Jibril menutup mulutnya.
Saat Allah menurunkan adzab itu, rupanya malaikat Jibril hadir menyaksikan.
Karenanya, penghulu para malaikat itu mengisahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa sewaktu Fir‘aun ditenggelamkan dan mengucapkan,
“Aku beriman bahwa tiada tuhan selain yang diimani oleh kaum Bani Israil,”dirinya langsung memasukkan tanah dari dasar lautan ke dalam mulut Fir‘aun.
Tujuannya agar raja kejam itu tidak mengucapkan kalimat tauhid, Lâilâhaillallâh.
BACA JUGA: Kenapa Firaun Menyiksa Asiyah Istrinya?
Sebab, jika mengucapnya, Fir‘aun takut diliputi rahmat Allah dan taubatnya diterima.
Hal itu sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas.
Dalam riwayat tersebut, Nabi menuturkan:
لَمَّا أَغْرَقَ اللهُ فِرْعَوْنَ قَالَ: ﴿آمَنْتُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ﴾ فَقَالَ جِبْرِيلُ: يَا مُحَمَّدُ فَلَوْ رَأَيْتَنِي وَأَنَا آخُذُ مِنْ حَالِ البَحْرِ فَأَدُسُّهُ فِي فِيهِ مَخَافَةَ أَنْ تُدْرِكَهُ الرَّحْمَةُ
Yang artinya: “Sewaktu Allah menenggelamkan Fir‘aun, ia mengucapkan, “Aku beriman bahwa tiada tuhan kecuali yang diimani kaum Bani Israil” (Q.S. Yunus : 90).
Kemudian, malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah ﷺ,
“Wahai Muhammad, seandainya engkau melihatku, kala itu aku mengambil tanah hitam dari dasar lautan. Lalu memasukkannya ke dalam mulut Fir‘aun karena takut ia diliputi oleh rahmat.”
Ketika Malaikat sangat membenci orang kafir
Dengan cerita ini, ada yang bertanya, apa ruginya Jibril jika Tuhan mengasihani dan mengampuni Firaun?
Terkadang kebencian seorang hamba terhadap penindasnya membuat ia berdoa kepada Allah agar taubat mereka tidak diterima dan tidak memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya.
Nabi Musa AS juga melakukan hal serupa. Ia berdoa kepada Firaun dan para pemimpin umatnya agar Allah menutup hati mereka agar mereka tidak beriman hingga mereka melihat azab yang pedih.
“Dan Musa berkata, Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Firaun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih.” (Surat Yunus ayat 88).
Bukankah sudah ditetapkan bahwa Allah tidak menerima taubat ketika azab turun dan ketika nyawa telah sampai di tenggorokan. Lantas, kenapa Jibril mengira Allah mungkin saja mengampuni Firaun dalam kondisi seperti itu? Jibril berbuat sesuai dugaannya tanpa mengacu pada ilmunya. Wallahu a’lam.
Kisah Firaun dan Penolakan Terhadap Kebenaran
Firaun merupakan sosok yang sangat sombong dan mengaku sebagai Tuhan.
Ia menolak ajakan Nabi Musa AS untuk beriman kepada Allah SWT dan terus menentang perintah-Nya. Allah SWT mengutus Nabi Musa AS dengan berbagai mukjizat untuk meyakinkan Fir’aun dan kaumnya, namun Fir’aun tetap teguh pada kesalahannya.
Mengapa ini terjadi?
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kejadian ini?
1- Saking besarnya rahmat Allah, hingga malaikat Jibril, makhluk yang paling memahami Sifat-Nya, merasa takut jika rahmat-Nya menyelimuti Firaun dan mengucapkan kalimat tauhid, Lailhaillah, saat ia tenggelam.
2- Seberapa pentingkah monoteisme? Bahkan malaikat Jibril pun takut Tuhan akan mengasihani Fir’aun yang tidak beriman karena perkataan tersebut. Bagaimana jika hal ini diucapkan oleh seorang hamba yang beritikad baik dan mempercayai pernyataan tersebut. Tidak ada keraguan bahwa hal itu mendatangkan pahala dan pahala yang besar.
3- Apa kemarahan para malaikat terhadap orang fasik dan kafir? Tak heran jika malaikat Jibril memasukkan tanah ke dalam mulut Firaun ketika azab tenggelam diturunkan kepadanya.
4- Kesabaran seorang hamba itu terbatas. Hal yang sama berlaku untuk kesabaran Nabi Musa. Ia sempat berdoa agar harta milik Fir’aun dan para pengikutnya musnah dan hati mereka terkunci dalam kematian.
5- Tanpa didasari dengan iman, kepercayaan pada kekuasaan dan potensi kekayaan akan melahirkan kesombongan, kesalahan, dan kehancuran.
6- Kisah ini juga menguatkan fakta bahwa keimanan tidak ada gunanya dan pintu taubat akan tertutup ketika azab, kematian atau kebangkitan diturunkan, kecuali jika Allah berkehendak lain. Wallahu ‘Alam.
BACA JUGA: Manusia Seperti Apa yang Lebih Buruk dari Firaun dan Iblis?
Kesimpulan:
Pelajaran dan faedah dari kisah ini adalah besarnya rahmat Allah, karena Malaikat Jibril sebagai makhluk yang paling tahu tentang Allah pun khawatir Firaun mendapat rahmat ketika mengucapkan kalimat tauhid saat tenggelam.
Malaikat Jibril khawatir Allah akan merahmati Firaun yang kafir lantaran mengucapkan kalimat tauhid.
Lain halnya ketika seorang hamba mengucapkan kalimat tauhid dalam kondisi sehat wal afiat seraya meyakininya. Tentu tidak diragukan bahwa mengucapkan kalimat tauhid itu sangatlah besar pahalanya.
Terakhir, malaikat sangat membenci orang-orang kafir, para pendosa. Sampai- sampai, Jibril menyumpal mulut Firaun dengan lumpur laut ketika azab turun menimpanya. []
REDAKTUR: NISSA RAHMATILLAH | SUMBER: NU ONLINE |