Thriller pertarungan Muhammad Ali melawan Joe Frazier di Manila, Filipina, secara global dianggap sebagai pertandingan tinju terbesar dalam sejarah dunia. Namun, ada hal lainnya yang menarik dalam kisah petinju yang dijuluki “The Greatest”, yakni saat dirinya diundang oleh tiga model seksi.
Muhammad Ali, petinju legendaris yang meninggal di usia 74 tahun, mengalahkan Joe Frazier pada pertandingan epik di Filipina 1 Oktober 1975 silam.
Pertarungan Ali melawan Frazier itu sendiri dikemas dengan intrik kisruh politik, ketidakadilan sosial, dan perang urat saraf diantara kedua maestro tinju di bursa pertandingan satu bulan sebelumnya.
Sebagai penghubung antara pemerintah Filipina dengan pihak Muhammad Ali saat itu, komentator olahraga Ronnie Nathanielsz ditugaskan oleh sang diktator Filipina pada masa itu Ferdinand Marcos.
Yang menarik, selain agenda pertarungan tinjunya, di suatu malam Ali diundang mengikuti jamuan makan malam dari tiga orang model seksi asal inggris.
Selepas makan malam, ketiga wanita cantik itu mengundang Ali untuk menemani mereka di kamar hotel.
Dan apa yang terjadi? The Greatest ternyata memenuhi permintaan mereka.
Kita sebagai orang awam, pasti menerka-nerka apa yang akan mereka lakukan di dalam kamar hotel itu. Termasuk apa yang akan Ali lakukan.
Namun disinilah sosok seorang muslim sejati berperan. Alih-alih berpesta pora dan melakukan “free sex” layaknya selebriti papan atas dunia pada umumnya, Ali malah membicarakan tentang Islam dengan ketiga model cantik itu.
“Ali sangat serius membicarakan tentang Islam dengan teman barunya itu. Tidak tanggung-tanggung, Ali mengobrol hingga pukul 3 dini hari!” ujar Nathanielsz.
“Ali melawan balik ketiga model itu.”
“Aku menipu mereka, bukan?” canda Nathanielsz menirukan Muhammad Ali, seperti dikutip dari Indy100 (6/3). []