SIAPA teman Anda seperti itulah Anda. Begitu gambaran yang paling mudah dari seorang teman. Jika teman-teman Anda baik, seperti itulah Anda. Sebaliknya jika teman-teman Anda berakhlak buruk, bisa diketahui Anda seperti apa.
Karena itu Islam mewanti-wanti umatnya untuk selektif dalam memilih teman terutama sahabat. Tidak ada larangan Anda berkenalan dengan siapa saja, namun pilihlah teman-teman yang baik. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa Rasulullah pernah ditanya, “Wahai Rasulullah manakah di antara kawan-kawan kami yang terbaik?”
BACA JUGA: Awas, Jangan Temani 5 Orang Ini
Beliau menjawab, “Seseorang yang dengan melihatnya mengingatkan kalian kepada Allah, Dengan perkataannya bertambah amal kebaikan kalian, Dan amal-amalnya mengingatkan kalian kepada akhirat,” (HR. Abu Ya’la)
Dalam sebuah hadits Rasululah SAW menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman :
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap,” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya,” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927).
Selain hadits-hadits di atas, Allah sendiri telah berfirman soal memilih sahabat ketika di dunia.
BACA JUGA: Nasihat Umar bin Khattab dalam Mencari Teman
“Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja dengan mengharap Ridha-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas,” (QS. Al-Kahfi: 28). []
Sumber: Nasihat-nasihat Aa Gym