NABI Muhammad SAW melewati rumah-rumah kaum Tsamud dalam perjalanannya ke pertempuran Tabuk. Beliau SAW kemudian berhenti bersama dengan orang-orang di sana.
Orang-orang mengambil air dari sumur-sumur tempat orang-orang Tsamud biasa minum. Mereka menyiapkan adonan (untuk dipanggang) dan mengisi kantung kulit air mereka dari itu (air dari sumur).
BACA JUGA: Tiga Mukjizat Nabi Muhammad di Gua Tsur
Rasulullah SAW memerintahkan mereka untuk mengosongkan kantung kulit air dan memberikan adonan yang telah disiapkan untuk unta-unta. Kemudian dia pergi bersama mereka sampai mereka berhenti di sumur tempat unta (milik Nabi Shaleh) minum.
Rasulullah SAW memperingatkan mereka agar tidak memasuki (tempat) di mana kaum itu telah diazab, dengan mengatakan, “Aku khawatir kalian akan terkena dampak oleh apa yang menimpa mereka, jadi jangan memasuki (tempat) di mana mereka (terkena azab).”
Sementara itu, Ibnu Juraij meriwayatkan:
Aku telah diberitahu bahwa ketika suara yang sangat keras menimpa mereka (kaum Tsamud), Allah menghancurkan mereka di antara matahari terbit dan terbenam. Dia hanya menyisakan satu orang yang berada di tempat suci Allah, yang mana tempat suci tersebut dilindungi dari hukuman Allah.
Seseorang bertanya, “Siapakah dia, wahai Rasulullah?”
Dia (Nabi Muhammad) menjawab, “Abu Righal.”
Ketika dia datang ke kota Tsamud, Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, “Janganlah ada di antara kalian yang memasuki kota atau minum dari air mereka.” Dan dia menunjukkan kepada mereka tempat di mana unta muda itu lari ke (gunung) al-Qarah (ketika ibunya dibunuh).
BACA JUGA: Nabi Shaleh dan Unta Bentina yang Hamil
Riwayat serupa lainnya disampaikan oleh Ibnu Imran:
Ketika Nabi datang ke kota Tsamud, Dia berkata, “Sesungguhnya, janganlah mengunjungi orang-orang yang dihukum ini kecuali (jika) kalian (ingin) menangis. Jika kalian tidak (ingin) menangis maka janganlah pergi ke mereka, jangan sampai apa yang terjadi kepada mereka terjadi kepada kalian.”
Al-Tabari mengatakan, menurut para Ahli Kitab Taurat, kisah Kaum Ad dan Kaum Tsamud, maupun Nabi Hud dan Nabi Shaleh tidak ada di dalam Kitab Taurat. Namun bagi orang-orang Arab, baik di masa Jahiliyah maupun di masa Islam, kisah tentang mereka dikenal luas, sebagaimana kisah tentang Nabi Ibrahim dan umatnya. []
SUMBER: GANA ISLAMIKA