SUATU ketika di kerajaan Nabi Sulaiman dilanda musim kering yang demikian panjang. Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dikisahkan bahwa kekeringan panjang itu membuat hawa panas dan pohon-pohon enggan untuk menumbuhkan buah dan daun-daunnya. Kekeringan demikian melanda dan tidak pernah terjadi seperti itu selama Nabi Sulaiman memerintah bersama kaumnya.
Kemudian Nabi Sulaiman mulai didatangi rakyatnya, mereka memohon kepada Nabi Sulaiman agar ia berkenan berdoa kepada Allah SWT supaya hujan turun dan mengobati dahaga kekeringan yang terjadi.
BACA JUGA: Nabi Sebut Paceklik Bisa Terjadi di Musim Hujan, Apa Maksudnya?
Merespon permintaan ini, Nabi Sulaiman as. memerintahkan satu rombongan besar dari pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia untuk berkumpul di lapangan dalam rangka berdoa memohon kepada Allah SWT agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.
Setelah mereka sampai di lapangan, Nabi Sulaiman melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Nabi Sulaiman kemudian mendengar semut tersebut mulai berdoa memohon kepada Allah agar diturunkan hujan. Si semut berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya kami salah satu dari makhluk-Mu. Kami sangat membutuhkan rezeki-Mu. Mohon turunkanlah kepada kami hujan-Mu, dan jangan hukum kami dengan dosa-dosa hamba-hamba-Mu.”
BACA JUGA: Atasi Kekeringan, Raja Maroko Imbau Seluruh Warganya Shalat Istisqa
Mendengar doa semut itu, Nabi Sulaiman segera memerintahkan pasukannya untuk pulang ke kerajaan seraya berkata kepada mereka: “Kalian kembalilah, sungguh telah dikabulkan untuk kalian doa (meminta hujan yang dipanjatkan) oleh selain kalian.”
Dalam riwayat lain, Nabi Sulaiman berkata: “Kalian pulanglah, sungguh telah ada yang memintakan hujan untuk kalian. Sesungguhnya semut ini telah berdoa meminta hujan, kemudian doanya dikabulkan.”
Kemudian Nabi Sulaiman dan rombongannya pulang ke kerajaan, dan hujan pun deras turun berkat doa semut. []
SUMBER: BINCANG SYARIAH