KEMARIN saya membaca postingan kawan saya mas Marjunul Noor Purwoko, yang mengunggah keluhan temannya mas Dede Risnandar, berikut kutipannya.
Inilah fakta yang terjadi di Indonesia sangat-sangat NgeRIBAnget. Apalagi kalo di bank konvensional, masya Allah lebih kejam, ini terjadi kepada saya sendiri.
Saat mau melunasi pinjaman saya yang harusnya bayar pokoknya saja, tapi karena di percepat kena pinalti, masya Allah pinaltinya besar sekali! Surat permohonan keringanan penghapusan pinalti yang saya ajukan tidak di terima.
Sangat kejam padahal pegawainya muslim semua. Karena kecewa campur emosi saya harus cepat keluar dari urusan dengan bank ini, akhirnya terpaksa saya bayar semua dan semoga Allah ridho dengan apa yang saya lakukan, Allah tahu hambanya terdesak dan teraniaya, mudah-mudahan ada hikmahnya.”
Mmmm.. Pinalty-nya hingga 4 kali cicilan.. 41,6 juta… Siapapun bakal nyesek melihatnya. Memang kebijakan bank beda-beda, ada yang berani mengambil keputusan tanpa bunga karena pimpinan bank itu tersentuh hatinya.
*****
Berikut kisah kawan lainnya yang punya hutang sekitar 52 juta termasuk bunga dan denda, dia memblacklist dirinya tidak membayar cicilan dua bulan karena takut dengan dosa riba.
Setiap ditelpon dan ditagih dia mengiyakan akan segera membayar. Bulan ketiga ketika ditagih, dia memaksa bertemu dengan pimpinan banknya. Dialognya kurang lebih begini.
“Pak, sebagai orang yang punya hutang saya tau diri, kalau saya harus melunasi hutang-hutang saya karena saya tidak mau ini dibawa mati. Namun saya bertemu bapak hari ini untuk meminta keringanan dari utang-utang saya pak, terutama beban bunga dan dendanya, saya sudah siapkan uangnya.” Katanya dengan pede!
“Mohon maaf pak, aturan kantor kami tidak begitu, bapak tetap harus membayar bunga dan dendanya semua..”
“Bapak muslim?”
“Iya pak”
Sambil menyodorkan selembar kertas dengan beraninya dia menjelaskan kepada pimpinan bank itu.
“Pak, akad kita ini adalah riba yang dilaknat oleh Allah dan rasulnya. Ini pak ayat-ayat dan hadistnya silahkan baca. Kita di ruangan ini disaksikan malaikat pak, semua akan dipertanggungjawabkan di akherat pak. Saya tidak siap, saya takut pada Allah pak. Bapak sebagai pimpinan cabang diamanahi kekuasan, pasti bapak bisa mengambil keputusan meringankan beban saya. Semoga dosa kita diampuni oleh Allah pak, para malaikat saat ini menjadi saksi merekam pertemuan kita.”
Kepada cabang bank itu terdiam.
Seperti tersentuh hatinya dengan kata-kata itu. Entah galau, entah takut, atau merasa sial ketemu nasabah yang ngeyelan. Hehe.
Tapi itulah Allah jika berkehendak, Yang Maha Pembolak-balik Hati. Ya muqolibal quluuub!
Pimpinan bank itu memanggil stafnya, membuatkan surat agar kawan kita ini diberi keringanan di sisa hutangnya. Dari 52 juta hanya diminta membayar pokok 39 juta.
Tanpa bunga.
Tanpa denda.
Tanpa pinalty.
Masya Allah, tidak ada yang gak mungkin di dunia ini jika Allah sudah campur tangan memberikan solusi. Sistem perbankan pun buatan manusia kok, pasti ada lemahnya dimana-mana. Tak ada yang perfect sempurna.
Kadang kita mendengar kisah-kisah lainnya, orang yang ingin bebas hutang dari pinjaman kepada kawan, saudara, teman, eh malah mereka yang tanpa diminta mengikhlaskan dan mendoakan orang yang berhutang itu.
Selalu dekati Allah disetiap masalah yang kita hadapi. Jangan mengejar solusi saja, bakal capeeeek jadinya.
Kejarlah Allah Yang Maha Pemilik Solusi. Negosiasi serumit apapun, akan mudah jika Allah sudah membolak-balikkan hati. []