Jakarta – Pemimpin tertinggi hierarki Gereja Katolik, Paus Fransiskus, mengirim sebuah pesan toleransi dan koeksistensi dalam sebuah perayaan misa di sebuah stadion Kairo sebelum mengakhiri perjalanan dua harinya ke Mesir.
Seperti dilansir dari CNN, kunjungan tersebut dirancang untuk menjalin persaudaraan Muslim-Kristen dan menunjukkan solidaritas dengan kelompok minoritas Kristen Koptik yang terancam di negara tersebut.
Kedatangan Fransiskus terjadi hampir dua minggu setelah pengeboman saat perayaan Minggu Palma di dua gereja Koptik, yang menyebabkan setidaknya 45 orang tewas.
Pengamanan ketat mengelilingi Fransiskus saat memasuki Stadion Pertahanan Udara Kairo dengan sebuah mobil golf terbuka.
“Religiusitas tidak berarti apa-apa kecuali jika diilhami oleh iman dan amal yang dalam,” kata paus
Paus memulai misa dengan ucapan “Assalamualaikum,” salam tradisional dalam bahasa Arab yang berarti “damai sejahtera bagimu,” .
Dalam suasana yang lebih intim dari misa sebelumnya, Fransiskus mendesak berkumpulnya para imam, biarawati dan umat untuk menjadi pembangun perdamaian religius di Mesir, dengan mengatakan bahwa meskipun “keadaan sulit, Anda harus bertahan.”
“Meskipun ada banyak alasan untuk berkecil hati, dan banyak kehancuran dan penghukuman. Semoga Anda menjadi penopang harapan, pembangun jembatan dan agen dialog serta harmoni,” katanya.
Kemudian pada Sabtu (29/4/2017) kemarin, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan seorang penjaga kehormatan bertemu Paus di bandara dalam sebuah upacara perpisahan sebelum dia berangkat ke Roma.
Pada hari Jumat, Fransiskus menekankan pentingnya persatuan antara Muslim dan Kristen untuk membentuk perdamaian dunia.
“Mari kita katakan sekali lagi dan jelas ‘Tidak!’ Untuk setiap bentuk kekerasan, pembalasan dan kebencian yang dilakukan atas nama agama atau atas nama Tuhan,
dalam bahasa Italia dalam sebuah pidato di sebuah konferensi perdamaian di Universitas Al-Azhar, tempat belajar di kalangan umat Muslim Sunni, pungkasnya.[]
Sumber: CNN