“AH nanti, kalo dapet rezeki lebih mau sedekah.” “Ah nanti, kalo sempet mau tadarus Al Quran 1 juz.” “Ah, nanti.” Dan berapa lagi ‘nanti-nanti’ lainnya yang seringkali terucap. Tahukah Anda, jika menunda kebaikan itu adalah strategi Iblis dalam mensukseskan misinya?
Berbuat kebaikan bahkan sebelum dilakukan, memang sudah dicatat sebuah kebaikan. Dalam hadits qudsi, dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari no. 6491 dan Muslim no. 130)
Namun, meskipun sudah dicatat sebuah kebaikan, terkadang kita malah jadi sering menunda-nunda berbuat baik. “Ah, nanti saja.”
Ketahuilah, menunda-nunda kebaikan itu merupakan salah satu strategi Iblis dalam melancarkan misinya. Itulah penyakit At Taswif (menunda-nunda melakukan kebaikan)
Abu Al Jald rahimahullah berkata: “Aku mendapati bahwa at taswif (menunda-munda kebaikan) adalah salah satu dari tentara Iblis, ia telah membinasakan banyak makhluk-makhluk Allah.” Lihat kitab Hilyat Al Awliya’ wa Thabaqat Al Ashfiya’, 6/54.
Jangan sampai kita menjadi menyesal gegara sering menunda berbuat baik. Cermati firman Allah berikut: “Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam, pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.”
Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.” QS Al Fajr 23-24. []