“KALAU hari ini kalian memerhatikan keadaan kami dulu, kalian akan tahu bahwa sebagian dari kami berdiri karena kelaparan. Demikian halnya dengan saya. Karena rasa lapar membuat saya menderita. Saya berbaring sambil menekan-nekan perut ke tanah. Terkadang mengikatkan perut dengan batu,” tutur Abu Hurairah.
Kala itu, Abu Hurairah tengah duduk di bahu jalan seraya menunggu. Menunggu seseorang yang mungkin akan mengajaknya berbincang. Juga berharap orang itu bakal mengajaknya ke rumahnya untuk kemudian memberi makan, sebagaimana ia sering melakukan hal demikian untuk memuliakan tamunya.
BACA JUGA: 10 Rencana Jitu Hijrah Rasulullah
Lewatlah Abu Bakar, lalu Umar bin Khattab ra. Namun, harapan terhadap keduanya gugur. Akhirnya datang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, yang mampu dengan cepat memahami keinginan tersembunyinya.
Beliau berkata, “Wahai Abu Hurairah, mari ikut aku.”
Sesampainya di rumah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Abu Hurairah diperintahkan untuk membagikan susu kepada ahlus suffah (orang yang menjadi tamu Allah). Kemudian dia berkeliling sembari memegang mangkuk susu dan membagikannya kepada tiap orang dari ahlus suffah tersebut.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata sembari tersenyum, “Sekarang tinggal kita berdua saja yang belum minum.”
“Sekarang minumlah,” perintah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Abu Hurairah langsung meneguknya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda lagi, “Minumlah lagi. Minumlah lagi.”
BACA JUGA: Bagaimanakah Tayamum pada Zaman Rasulullah?
Hingga Abu Hurairah ra. pun berkata, “Ya Rasulullah, sekarang rasanya sudah penuh perut saya.”
Pada akhirnya, beliau meminum susu yang tersisa di mangkuk tersebut. []
Sumber: 30 Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Muslim/Karya: Anam dan Rahimsyah/Penerbit: Mitra Ummat