SEORANG sahabat pernah berkata, “Suatu malam aku melewati masjid dan ketika itu Rasulullah sedang mengerjakan shalat, maka ingin menyertainya. Rasulullah membaca surat al-Baqarah.
Aku berpikir, mungkin Rasulullah akan ruku pada ayat ke 100, namun beliau belum juga ruku. Lalu aku menduga, mungkin pada ayat ke-200, namun ternyata tidak juga.
BACA JUGA:Â Hukum Shalat Qashar pada Safar dalam Rangka Maksiat
Lalu aku menduga, beliau akan ruku setelah akhir surat al-Baqarah. Ketika telah selesai membaca surat al-Baqarah, beberapa kali Rasulullah membaca ‘Allahumma lakal hamdu’ kemudian melanjutkan membaca surat Ali imran. Aku pun merasa heran, dan berkata dalam hati, barangkali pada akhir surat Ali Imran beliau akan ruku.
Rasulullah pun menyelesaikan surat Ali Imran lalu membaca ‘Allahumma lakal hamdu’ sebanyak tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat al-Maidah.
Setelah menyelesaikan bacaannya, barulah beliau ruku dan membaca Subhana Rabbiyal ‘azhim tiga kali dan dilanjutkan dengan membaca beberapa doa lain yang tidak aku pahami.
Kemudian membaca Subhana Rabbiyal ‘azhim seperti itu pula dengan doa-doa yang lain, kemudian beliau mulai membaca surat al An’am. Akhirnya aku merasa tidak sanggup lagi shalat bersama beliau dan terpaksa meninggalkannya.”
Dalam shalat itu, pada rakaat pertama Rasulullah membaca sekira lima juz, dan itu pun dibacanya dengan sangat tenang, dengan tajwid, tartil dan tidak menyambungkan satu ayat dengan ayat lainnya. Maka dapat kita bayangkan betapa panjangnya rakaat shalat beliau itu.
BACA JUGA:Â Bagaimana Cara Shalat dengan Khusyuk?
Oleh karena itulah kaki Rasulullah ï·º menjadi bengkak apabila mengerjakan shalat. Namun bagi orang yang telah menikmati sesuatu dalam hatinya, maka kesulitan dan beban apa pun akan terasa mudah baginya.
Ibnu Mas’ud, meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Amalan yang paling aku cintai adalah shalat.”
Abu Ishaq Subaihi, seorang muhadits yang terkenal, meninggal dunia pada usia 100 tahun. Pada usia tuanya, ia merasa sangat sedih karena badannya sudah lemah, sehingga dalam dua rakaat, ia hanya dapat membaca surat al Bagarah dan Imran saja, dan tidak lebih dari itu. (Tandzibut Tandzib). Padahal dua surat itu saja, lebih dari seperdelapan Alquran. []
Sumber: Shalat Bersama Rasulullah / Penulis: Maulana Muhammad Zakariya al Kandahlawi / Penerbit: PT Wacana Gelora Cipta,2013