PADA suatu hari datang seorang Badui menemui Rasulullah untuk meminta sesuatu. Maka beliau pun memberinya sesuatu kepadanya, kemudian bertanya kepada orang Badui itu: “Apakah aku telah berbuat baik kepadamu?”
Orang Arab Badui itu menjawab, “Tidak, engkau belum berbuat baik padaku.”
Perawi hadis berkata, maka para sahabat marah dan mereka berdiri mendekati orang Badui itu.
BACA JUGA: Sahabat: Jaga Tanganmu di Hadapan Rasulullah!
Maka Rasulullah memberikan isyarat kepada mereka supaya menahan amarah. Kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya, lalu keluar seraya mengirim tambahan pemberian sesuatu kepada orang Arab Badui itu. Kemudian beliau bertanya lagi kepada orang Arab Badui itu:
“Aku telah berbuat baik kepadamu?”
Orang Badui itu menjawab, “Ya, semoga Allah membalas kebaikan kepada keluargaku.”
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya kamu telah mengatakan apa yang kamu katakan, dan di hati para sahabatku, ada ganjalan karena kata-kataku. Maka jika kamu, berkatalah di hadapan mereka apa yang kamu ucapkan di hadapanku, sehingga hilanglah ganjalan yang ada di hati mereka.”
“Baiklah,” jawab orang Badui tersebut.
Pada hari berikutnya, orang Badui itu datang lagi. Maka Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya: “Sesungguhnya orang Badui ini telah berkata begini dan begitu, kemudian kami menambah pemberian kepadanya. Tampaknya ia telah rela, bukan begitu?”
BACA JUGA: Untuk Apa Lagi Hidup setelah Kepergian Rasulullah?
“Semoga Allah membalas kebaikanmu,” jawab Badui itu.
Setelah peristiwa itu, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan dan orang Badui ini adalah seperti seorang laki-laki yang memiliki unta betina yang terlepas talinya. Kemudian orang-orang berlarian mengejarnya, namun, orang-orang itu bukannya berhasil mengendalikannya, malah membuat unta itu semakin lari menjauh.” []
Referensi: Akhlak Mulia Rasulullah/Al-Ghazali/Al-Kautsar/2003