MUKJIZAT yang diberikan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW lebih dari satu. Banyak mukjizat yang tidak diketahui oleh kaum muslim saat ini. Salah satunya adalah mukjizat Rasulullah SAW yang dapat menyambung tangan yang terputus. Ini bukan sihir seperti dalam permainan sirkus, tetapi ini adalah nyata keajaiban dari Allah SWT berupa mukjizat yang diberikan melalui Rasulullah SAW.
Dikisahkan suatu hari Rasulullah SAW pergi keluar Madinah. Di tengah perjalanan, beliau melihat seorang laki-laki sedang menimba air untuk memberi minum untanya. Rasulullah SAW bertanya, “Apakah kau ingin mengupah seseorang untuk membantumu menimba air?”
“Ya benar, aku akan memberi tiga butir kurma untuk satu ember air.”
BACA JUGA: Mukjizat Terbesar Nabi Daud
Rasulullah SAW setuju dan mulai menimba air untuk mendapatkan beberapa butir kurma. Setelah menimba beberapa ember air, tali timba terputus dan jatuh ke sumur. Lelaki itu marah dan melontarkan sumpah serapah kepada beliau. Bahkan ia menampar wajah Baginda yang mulia, lalu memberikan 24 butir kurma sebagai upah.
Laki-laki itu menampar wajah Rasulullah, padahal beliau telah berusaha keras mengambil kembali ember dan tali timba itu dari dalam sumur. Beliau telah melakukan berbagai upaya untuk mengambilnya.
Setelah Rasulullah SAW pergi, laki-laki itu teringat pada keburukan yang telah dilakukannya. la telah menyakiti seseorang yang sama sekali tidak bersalah. la menampar wajah orang itu, padahal ia sendiri melihat kesungguhan dan kesabaran orang itu saat berusaha mengambil ember yang terjatuh ke dalam sumur. la sadar, ia telah melakukan kejahatan dengan menampar wajahnya. la sadar, orang yang diupahnya itu sama sekali tidak bersalah. Dirinyalah yang bersalah karena telah berbuat aniaya kepadanya.
Maka, ia menghunus pedangnya sendiri dan menebaskannya pada tangan yang telah menampar wajah yang mulia itu. Seketika tangannya terputus. Darah mengucur deras, dan ia pun jatuh pingsan. Tidak lama berselang datang melintas satu rombongan kafilah. Mereka melihat seorang laki-laki terkapar di tanah dengan tangan yang terputus. Mereka membalut dan berusaha menghentikan aliran darah laki-laki itu. Kemudian, mereka memercikkan air pada wajahnya sehingga ia siuman dari pingsannya. Setelah laki-laki bangun, mereka bertanya, “Apa yang terjadi padamu?”
“Tadi aku menampar wajah seseorang yang ciri-cirinya anu dan anu. Namun, orang itu sama sekali tidak marah atau membalas perbuatanku. Sekarang aku takut akan mendapatkan siksa dan balasan sehingga kupotong sendiri tanganku.”
“Tahukah kau, siapa orang yang tadi kau tampar itu?” tanya mereka.
“Tidak.”
“Orang itu adalah Muhammad, Nabi dan Rasul terakhir yang diutus Allah.”
Mendengar keterangan kafilah itu, kontan saja ia terhenyak! la pun menanyakan keberadaan Rasulullah Saw. Kemudian, ia mengambil potongan tangannya dan bergegas pergi menuju Madinah untuk menemui Rasulullah Saw. Tiba di Madinah, ia melihat para sahabat duduk bersama di suatu tempat. Para sahabat bertanya, “Apa keperluanmu?”
“Aku ingin bertemu Muhammad. Aku ada suatu keperluan dengannya.”
Salman Al-Farisi mengantar lelaki itu kepada Rasulullah Saw. Saat duduk berhadapan, ia mengungkapkan penyesalannya yang besar karena telah menampar wajah beliau. “Mengapa kau potong tanganmu?” tanya Rasulullah.
BACA JUGA: Empat Mukjizat Nabi Idris
“Aku tidak menginginkan tangan yang telah kupakai untuk menampar wajahmu yang mulia,” jelasnya.
“Masuklah kamu ke dalam agama Islam,” ajak Rasulullah Saw.
“Jika kau benar-benar dalam kebenaran, sambungkanlah tanganku yang terputus ini.”
Rasulullah Saw. mengucapkan “Bismillahir-rahmainir-rahim” sambil menyambungkan potongan tangan lelaki itu. Dan, tangan yang terputus itu menyatu kembali seperti tak pernah mendapatkan sedikit pun luka sebelumnya. Maka, laki-laki itu pun langsung mengucapkan dua kalimat syahadat.[]
Sumber: 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah Saw/ Fuad Abdurahman/Naura Book/ Jakarta, 2015