PADA hari Senin, tanggal 28 atau 29 Safar tahun 11 hijriah, Rasulullah menghadiri pemakaman jenazah seorang sahabat di Baqi. Ketika kembali, di tengah perjalan beliau merasakan pusing di kepalanya dan panas mulai merambat pada sekujur tubuhnya sampai-sampai para sahabat dapat merasakan pengaruh panasnya pada sorban yang Rasulullah pakai.
Nabi shalat bersama para sahabat dalam keadaan sakit selama sebelas hari, sedangkan jumlah sakitnya beliau 13 atau 14 hari.
BACA JUGA: Perjalanan Paling Menyedihkan dalam Kehidupan Nabi
Semakin hari sakit Rasulullah semakin berat, sehingga beliau bertanya-tanya kepada istri-istrinya, “Di mana giliranku besok? Di mana giliranku besok? Di mana giliranku besok?”
Para istri rasulullah memahami maksudnya, sehingga beliau diizinkan untuk berada pada tempat yang beliau kehendaki.
Rasulullah memilih Aisyah. Kemudian Rasulullah pergi ke tempat Aisyah, beliau berjalan dengan diampit oleh Fadhl bin Abbas dan Ali bin Abi Thalib sedangkan kepalanya diikat dengan kain, dan beliau melangkahkan kedua kakinya hingga memasuki tempat Aisyah. Beliau menghabiskan minggu terakhir dari detik-detik kehidupannya di sisi Aisyah.
BACA JUGA: Perencanaan dan Persiapan Nabi saat akan Hijrah ke Madinah
Aisyah senantiasa membacakan surah al-ikhlas, al-Falaq, an-Nas serta doa-doa lainnya yang dihafalnya dari Rasulullah. Kemudian meniupkannya pada tubuh Rasulullah dan mengusapkan tangannya dengan mengharap keberkahan dari hal tersebut. []
Sumber: Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung/ Penulis: Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri/ Penerbit: Darul Haq/ November, 2016