Apa makna dari kehidupan? Sebongkah emas dan tanah membincangkan soal itu.
Emas berkata pada tanah, “Coba lihat dirimu, suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku? Apakah engkau bahagia seperti aku?”
Tanah menggeleng seraya menjawab, “Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lainnya, apakah kamu bisa?”
Emas yang banyak dinilai orang sebagai barang berharga itu hanya bisa terdiam.
Selama ini banyak orang yang terjebak dalam pemikiran seperti ‘Si Emas’ diatas. Mereka mengira bahwa yang berharga dalam hidup itu adalah harta, kekayaan, dan fisik yang rupawan. Segalanya tentang materi semata.
Namun, sedikit orang yang memiliki kesadaran layaknya ‘SI Tanah’. Mereka sederhana, namun mampu memberikan kemanfaatan bagi orang dan lingkungan di sekitarnya.
Itulah makna kehidupan yang sebenarnya. Itu bukan tentang seberapa bernilainya diri kita, tapi sebesar apa manfaat kita bagi orang lain.
Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar-benar bernilai.[]
Artikel ini beredar viral di media sosial, kami kesulitan untuk menyebutkan sumber pertamanya.