BUMI nusantra ini ditinggali banyak ulama. Itu bermula semenjak Islam hadir dan berkembang di nusantara hingga sekarang. Penyebaran Islam di negeri ini tak lepas dari jasa para ulama besar yang dikenal dengan sebutan wali, terutama wali sembilan alias wali songo.
Bagaimana mereka mengenalkan ajaran Islam di bumi pertiwi yang kala itu dihuni oleh pemeluk Hindu? Berikut ini, kisah salah satu wali songo yang dikenal luas sebagai seorang tabib. Namanya Maulana Malik Ibrahim. Dia terkenal dengan sebutan Sunan Gresik.
BACA JUGA: Belajar Dakwah dari Wali Songo di Indonesia
Suatu hari, Sunan Gresik mendapati masyarakat yang sedang melangsungkan sebuah upacara adat. Mereka bermaksud memohon hujan dengan cara saling pukul dengan rotan dalam keadaan bertelanjang dada. Upacara ini mereka sebut upacara ojung.
Konon, jika ojung tak berhasil mendatangkan hujan, para penduduk akan mengorbankan nyawa seorang perempuan yang masih gadis sebagai persembahan.
Mengetahui hal itu, tentu saja Sunan Gresik tak tinggal diam. Dia tak membiarkan upacara tak masuk akal yang mengarah pada kesesatan itu terus berlangsung menjadi tradisi di masyarakat.
Dia pun bertanya untuk menguji mereka, “Bagaimana jika hujan tetap tak turun meski kalian telah mengorbannkan nyawa sang gadis?”
Kala itu, masyarakat merasa Sunan Gresik telah mengusik tradisi mereka. Namun, sang wali menyikapi kemarahan warga dengan bijaksana.
Dia mengajak santri-santri pengikutnya untuk melaksanakan shalat istisqa’, shalat yang memang dianjurkan untuk dikerjakan kala terjadi kekeringan, untuk memohon diturunkannya hujan oleh Allah SWT.
Doa Sunan Gresik dan para santrinya akhirnya diijabah. langit perlahan gelap dan tetes air hujan mulai turun. Hal yang didambakan para penduduk akhirnya terwujud. Namun, bagi mereka, ritual yang dilakukan Sunan Gresik dan santrinya itu masih misteri.
Kendati pada awalnya masyarakat awam itu mengganggap apa yang dilakukan Sunan Gresik sebagai suatu bentuk sihir, namun lama-kelamaan ibadah shalat istisqa itu mengundang rasa penasaran. Tak sedikit dari mereka yang kemudian mempelajari ajaran Islam dan menjadi mualaf.
Demikianlah salah satu usaha yang dilakukan Sunan Gresik dalam mengislamkan tanah Jawa di Nusantara.
Siapa Sunan Gresik itu
Sebuah sumber menyebutkan, Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik punya pertalian atau nasab dengan seorang sayyid (orang Arab keturunan Rasulullah sAW) di Hadramaut, Yaman. Sunan Gresik juga disebut-sebut masih bersaudara dengan ayah Sunan Giri. Karena, mereka berdua sama-sama keturunan ayah ulama besar bernama Syeikh Jumadil Qubra dari Samarkan. Beliau inilah yang diyakini sebagai cucu ke-10 dari Sayyidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA: Habib Luthfi: Umat Islam Harus Contoh Dakwah Wali Songo, Damai
Awalnya Maulana Malik Ibrahim menetap di Campa (negeri Vietnam). Dia menikah dengan putri pertama ratu Campa, dan memiliki dua orang putra. Mereka adalah Raden Rahmat dan Raden Santri. Raden Rahmat sendiri kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel.
Ketika tiba di desa Sembalo, Leran, Gresik, Maulana Malik Ibrahim berasimilasi dengan penduduk setempat melalui perdagangan. Dia membuka warung dan menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga murah. Tak hanya itu, Sunan Gresik juga membuka jasa pengobatan. Dia dikenal sebagai tabib yang termansur, hingga pernah mengobati istri raja yang berasal dari Campa.
Kendati bukan orang pertama yang membawa ajaran Islam ke tanah Jawa, Sunan Gresik dipercaya sebagai pendakwah dan penyebar Islam yang ada di permulaan. Beliau wafat pada tahun 1419 dan dimakamkan di Gresik. []
Sumber: Kisah Teladan Walisongo, Sembilan Wali Penyebar Islam di Jawa/Karya: M. Faizi/Penerbit: Tera Insani/Tahun: 2007