HAJI merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dilaksanakan. Hanya saja, ibadah yang satu ini berlaku wajib tidak pada seluruh muslim. Melainkan, pada orang-orang yang telah mampu secara materi atau pun fisik untuk pergi ke Baitullah. Sebab, dalam Islam, tidak ada hal yang memberatkan. Jadi, tidak ada paksaan pada orang-orang yang belum mampu menunaikannya karena memang kondisi yang tidak memungkinkan.
Ketika seseorang diberi kesempatan oleh Allah SWT berkunjung ke rumah-Nya, yakni melaksanakan ibadah haji, maka bersungguh-sungguhlah dalam melaksanakannya. Tunjukkanlah ibadah terbaik kita. Ikuti semua ritual yang ada dalam ibadah haji. Dan lakukan yang terbaik, dengan tidak hanya melaksanakan hal-hal wajib, jika memungkinkan, lakukan pula hal-hal yang disunnahkan.
Seperti halnya dalam pelaksanaan thawaf, salah satu rukun haji yang wajib dilakukan. Nah, dalam mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali ini, terdapat hal-hal yang disunnahkan. Apakah itu?
1. Ar-Ramal adalah sunnah bagi laki-laki dan tidak bagi perempuan. Ar-Ramal ialah orang yang thawaf berjalan dengan cepat dengan mendekatkan antar langkah. Ar-Ramal tidak disunnahkan kecuali pada thawaf qudum dan thawaf pada putaran ketiga pertama saja.
2. Al-Idhthiba yaitu membuka ketiak kanan. Al-Idhthiba tidak disunnahkan kecuali pada thawaf qudum saja, bagi laki-laki dan tidak bagi perempuan, dan pada ketujuh putaran thawaf.
3. Mencium Hajar Aswad ketika memulai thawaf jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan maka cukup dengan menyentuh dengan tangan atau memberi isyarat kepadanya, karena Rasulullah ﷺ berbuat seperti itu.
4. Berkata, “Dengan nama Allah. Ya Allah, karena iman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi perjanjian-Mu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu, Muhammad ﷺ,” ketika memulai putaran pertama thawaf.
5. Berdoa dengan doa apa saja ketika sedang melakukan thawaf, hanya saja orang yang thawaf disunnahkan menutup setiap putaran thawafnya dengan berdoa, “Ya tuhan kami, beri kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat, dan jauhkan kami dari siksa neraka.”
6. Mengusap rukun yamani dengan tangan dan mencium Hajar Aswad setiap kali melewatinya ketika thawaf, karena Rasulullah ﷺ berbuat seperti itu.
7. Berdoa di Multazim usai thawaf. Multazim ialah tempat di antara pintu Baitullah dengan Hajaw Aswad, karena Abdullah bin Al-Abbas Radhiyallahu Anhuma berbuat seperi itu.
8. Shalat dua rakaat usai thawaf di belakang maqam Ibrahim. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun setelah Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah. Karena Allah Ta’ala berfirman, “Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat,” (QS. Al-Baqarah: 125).
9. Meminum air dari sumur zamzam dan mengisi tempat airnya daripadanya setelah shalat dua rakaat.
10. Mengusap Hajar Aswad lagi sebelum pergi ke tempat sa’i. []
Referensi: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah