KETIKA Umar punya pikiran untuk memberhentikan Mughirah dari Gubernur Iraq. Dan rencananya Jubair akan menggantikan posisinya di sana. Amir memberi wasiat ini kepada Jubair untuk merahasiakan rencana ini dan menyuruhnya bersiap-siap menuju Iraq.
Namun Mughirah mencium gelagat ini. Dia meminta bantuan kepada temannya agar istrinya mau menyusup untuk mengecek kebenaran berita ini ke rumah Jubair. Istri temannya ini mendapat sebutan sebagai “Penyadap ulung”. Maka berangkatlah wanita itu ke rumah Jubair dan di sana ia menemukan istri Jubair sedang mengerjakan sesuatu.
BACA JUGA: Inilah Nama yang Bisa Membuat Umar Bin Khattab Menangis
“Suami kamu hendak keluar kemana?” tanya wanita itu kepada istri Jubair.
“Dia pergi hendak melakukan Umrah,” jawab istri Jubair.
“Tidak, suamimu merahasiakannya kepadamu, sebab engkau tidak diajaknya ikut Umrah. Dan jika engkau mempunyai tempat di hatinya maka dia pasti memberitahukanmu tujuan kepergiannya,” tambah si penyadap ulung.
Istri Jubair mencerna kata-kata wanita itu, dan dia sangat marah. Dalam kemarahannya dia masuk ke rumah. Kemarahannya tidak reda-reda hingga akhirnya Jubair terpaksa memberitahukan yang sebenarnya. Dan kemudian dia memberitahukan kepada wanita penghasut tadi, karena dia tidak mau orang-orang menganggap dirinya tidak mendapat tempat yang layak di sisi suaminya.
Setelah mendapat informasi ini, Mughirah berangkat menemui Umar, dia membuka pembicaraan dengan apa yang dia ketahui, “Semoga Allah memberkati Amirul Mukminin atas pengakuan Jubair bin Muth’im!”
Umar tidak suka rahasianya telah diketahui oleh Mughirah, ia berkata, “Aku yakin, engaku berusaha menyadap suatu rahasia yang saya sampaikan kepada Jubair, wahai Mughirah. Dan aku dengan menyebut nama Allah bertanya kepadamu apakah itu benar?”
“Demi Allah, memang benar, ya Amirul Mukminin!” Jawab Mughirah.
BACA JUGA: Berapa Gaji Umar bin Khattab?
Kemudian Umar naik ke atas mimbar, dia berkata, “Wahai manusia, siapa yang bisa menunjukan kepadaku orang yang bekerja sendiri dia mampu menyatukan kemudian mencerai beraikan hasil tenunan dengan kemampuan otaknya?”
Mughirah bangkit dan dia menjawab, “Tidak seorang pun diantara umatmu yang mengetahuinya, kecuali engkau seorang, ya Amirul Mukminin.”
Setelah hari itu, Mughirah tetap dikukuhkan sebagai Gubernur hingga ia wafat. []
Sumber: Kejeniusan Umar/ Penulis: Abbas Mahmud AL Akkad/ Penerbit: Pustaka Azzam, 2002