SUATU hari, ‘Umar berdiri menyampaikan khutbah. Di dalam khutbahnya ‘Umar berkata, “Wahai manusia, siapa pun di antara kalian yang melihat kebengkokan dalam diriku (dalam hal karakter, keputusan, dan sikap), maka biarkan dia meluruskan kebengkokan itu.”
Seseorang dari majelisnya berteriak, “Demi Allah, seandainya kami melihat kebengkokan itu ada padamu, kami akan meluruskannya dengan pedang kami.”
BACA JUGA: Belajar dari Sikap Tawadhunya Umar bin Khattab
Umar kemudian berkata, “Segala puji hanya milik Allah, Yang telah menempatkan di negeri ini seseorang yang akan meluruskan kebengkokan Umar dengan pedangnya.”
Itulah sifat Umar. Ketakutannya kepada Allah menjadikan ia seorang pemimpin yang bijaksana. Bahkan ia meminta rakyatnya meluruskan kebengkokan yang ia lakukan.
BACA JUGA: Ketika Umar Bin Khaththab Menceritakan Sosok Sang Ayah
Ia takut akan hari pembalasan karena semuanya akan dimintai pertanggung jawaban termasuk kepemimpinannya, sehingga ia tak ingin setiap rakyatnya kelak menuntutnya di hadapan Allah Azza Wa Jalla.
Sumber: The Golden Story of Umar bin Khaththab/ penulis: DR. Ahmad Hatta, MA/ Penerbit: Maghfirah Pustaka/ April 2014