AWAL masa perjuangan orang-orang yang mengikuti ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, itu tidaklah mudah. Hinaan, siksaan hingga nyawa yang menjadi taruhan mengancam mereka setiap hari, begitupun dirasakan oleh Utsman bin Affan.
Utsman adalah orang yang banyak berjasa dan selalu berbuat baik kepada kaumnya. Namun, dia tidak luput dari ganggua ketika telah memeluk Islam. Pamannya, Al-Hakam, merasa keberatan jika ‘Utsman, seorang pemuda dari Bani ‘Abd Syams, meninggalkan agama Quraisy. Dia dan para pengikutnya menentang hal itu dengan sangat keras dan kasar.
BACA JUGA: Tiga Keutamaan Utsman bin Affan
Akhirnya, dia menangkap dan mengikat ‘Utsman r.a., lalu berkata kepadanya, “Apakah kamu membenci agama para leluhur dan nenek moyangmu sehingga kamu masuk ke agama baru itu? Sungguh, aku tidak akan melepaskanmu sampai kamu melepas agama yang kamu peluk itu!”
Namun, ‘Utsman r.a. menjawab, “Demi Allah, sampai kapan pun aku tidak akan meninggalkan agamaku. Aku tidak akan meninggalkan Nabiku selama aku masih hidup.”
BACA JUGA: Cara Sedekah Utsman bin Affan yang Patut Dicontoh
Pamannya, Al-Hakam, terus-menerus menyiksanya. Namun, ‘Utsman semakin kukuh dengan agama dan keyakinannya. Hingga akhirnya pamannya merasa putus asa. Dia melepaskan ‘Utsman r.a. dan berhenti mengganggunya. []
Sumber: 150 Kisah Utsman ibn Affan/ Penulis: Ahmad Abdul `Al Al-Thahtawi/ Penerbit: Mizania/ 2016