WAHAB bin Qabus salah seorang sahabat yang memeluk Islam pada masa-masa awal ketika di Makkah, tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkannya untuk kembali ke kaumnya sampai keadaan cukup aman bagi pemeluk Islam. Ia tinggal di perkampungan di tengah padang pasir dan bekerja menggembala kambing. Suatu hari ia memutuskan untuk menemui Rasulullah di Madinah. Ia berangkat bersama anak saudaranya dan membawa serta sekumpulan kambing peliharaannya.
Begitu tiba di Madinah, ia tidak menemukan Rasulullah, orang-orang memberitahukan kalau beliau dan sahabat-sahabatnya sedang berada di Uhud menghadapi pertempuran melawan orang Quraisy. Mendengar kabar ini, ia meninggalkan kambing-kambingnya di Madinah dan berangkat menuju Uhud dengan persenjataan lengkap.
BACA JUGA: Fitnah Harta di Kalangan Sahabat
Wahab tiba di medan pertempuran Uhud ketika kaum muslimin dalam keadaan terdesak. Ia melihat Nabi sedang dikepung sekumpulan musuh yang siap menyerang. Ia mendengar beliau berseru, “Sesungguhnya siapa saja yang bisa mencerai-beraikan musuh ini, ia akan menjadi temanku di surga.”
Mendengar seruan Rasulullah itu, Wahab langsung menerjang musuh tanpa sedikitpun rasa takut. Sekelompok orang kafir yang mencoba menghadangnya dapat dikalahkan. Datang sekelompok yang lain, ia menyerbu tanpa gentar menyabetkan pedangnya sehingga pengepungan terhadap Rasulullah menjadi longgar.
Datang sekelompok lagi menghadang serangannya, dan Wahab tetap melakukan perlawanan dengan sengit. Tetapi keadaan yang tidak berimbang akhirnya membuat patah perlawanannya dan ia gugur karena pukulan dan sabetan pedang yang bertubi-tubi menghantam tubunya.
BACA JUGA: 3 Hal Penyebab Zubair Termasuk Sepuluh Orang Sahabat yang Dijamin Masuk Surga
Usai peperangan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di dekat jasad Wahab yang penuh luka, sambil bersabda, “Wahai Wahab, sesungguhnya kamu telah menyenangkan hatiku, semoga Allah ridha kepadamu, karena sesungguhnya aku ridha kepadamu.”
Rasulullah turut dalam memakamkan jenazah Wahab, walaupun beliau mengalami luka-luka yang cukup parah dalam pertempuran tersebut. []
Referensi: 101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar