1 Oktober 1898, Tsar Nicholas II—Kaisar Rusia—mengusir Yahudi dari berbagai kota di Rusia.
Orang-orang Yahudi juga turut diusir dari Kiev, Rusia. Hal ini dilakukan karena sang kaisar tak menyukai Yahudi. Di Rusia, orang-orang Yahudi bekerja sebagai pedagang dan pengrajin.
Ribuan Yahudi dipaksa pindah dari kota-kota kecil kediaman mereka, menuju ke kota-kota besar oleh Tsar Nicholas II. Sikap sang kaisar itu kemudian melahirkan dendam di hati orang-orang Yahudi, demikian lansir World Socialist Web Site.
BACA JUGA: Benarkah Hitler Membantai Kaum Yahudi?
Tsar Nicholas II pada akhirnya meregang nyawa, ditembak mati oleh pasukan militant Yahudi yang tergabung dalam organisasi partai komunis. Keluarga Tsar juga menjadi korban kebiadaban Yahudi, Alexandra—istri Tsar—beserta anak-anaknya dibunuh di basement rumah pengasingan mereka.
Pembunuhan Tsar Nicholas II menjadi impian para Yahudi di masa itu. Pasukan pembantai keluarga kekaisaran Rusia yang terakhir itu merupakan militan Yahudi.
Militan Yahudi itu di antaranya adalah Peter Ermakov, Mikhail Medvedev, Pavel Medvedev, yakov Yurovsky, dan Grigory Nikulin.
Revolusi Yahudi kemudian dinilai banyak pihak bertanggung jawab atas pembunuhan Tsar Nicholas II.
Akibat tragedi berdarah itu, rakyat Rusia semakin marah kepada etnis Yahudi. Mereka beramai-ramai mengusir warga Yahudi dari Kiev, Moskow, dan Orel pada waktu yang bersamaan.
BACA JUGA: Ketika Al Quran Diam-diam Diajarkan di Uni Soviet
Lebuh dari itu, orang Yahudi dilarang mendapatkan pendidikan yang sama dengan warga Rusia pada umumnya
Respon Anti-Yahudi lalu menyebar hingga ke seluruh pelosok Rusia, kalangan pekerja, petani dan pedagang, semua membenci Yahudi. []