KETIKA Abdullah bin Umar diserang oleh orang-orang Yahudi Khaibar yang menyebabkan tangannya patah, Umar bin Khattab berpidato di hadapan khalayak kaum muslimin, “Dahulu Rasulullah berdamai dengan Yahudi Khaibar dengan perjanjian bagi hasil, berdasarkan sabda beliau, ‘Kami tetapkan hasil bagi kalian, apa saja yang Allah tetapkan bagi kalian.’ Lalu sekarang kalian menyerang Abdullah ketika sedang melihat hartanya di sana, sampai persendian tangan dan kakinya bengkok. Kita tidak memilki musuh di sana selain mereka, aku berpendapat untuk mengusir mereka.”
Manakala Umar membulatkan tekad untuk mengusir Yahudi Khaibar, datanglah Bani al-Haqiq (Yahudi) dan berkata, “Apakah engkau hendak mengusir kami, padahal Rasulullah telah menempatkan kami di sana?”
BACA JUGA: Orang Terbaik di Kalangan Yahudi itu Masuk Islam
Umar kemudian menjawab, “Apa engkau pikir aku lupa sabda Nabi (padamu), ‘Bagaimana pendapatmu jika engkau diusir dari Khaibar dan untamu membawamu berjalan malam demi malam?” Yahudi itu menjawab, “Itu hanyalah gurauan Abu al-Qasim (Rasulullah).”
Umar berkata, “Engkau dusta wahai musuh Allah.”
Umar pun mengusir mereka dari Khaibar, lalu memberi mereka harta, unta, dan peralatan lainnya senilai dengan harga buah-buahan yang mereka tinggalkan.
BACA JUGA: Yahudi Itu Mengatakan Allah Fakir
Tak hanya mereka, Umar pun mengusir serta kaum Nasrani dan Najran menuju Irak. Penyebabnya adalah karena mereka telah melanggar beberapa poin kesepakatan yang dahulu telah disepakati bersama Rasulullah dan sesudahnya bersama ash-Shiddiq. Mereka pun mulai mempraktikan riba di antara mereka. []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Umar bin al-Khattab. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.