PKS menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyindir kota memiliki karakteristik warna sama dengan partai wali kota. Menurut PKS tidak semestinya Jokowi menyindir, melainkan memberi arahan.
“Presiden mestinya tidak nyindir. Presiden memberi arahan,” kata Ketua DPP PKS Mardani Ali saat dihubungi, Jumat (15/12/2023).
Menurut Mardani, Jokowi sebagai presiden banyak instrumen untuk membantu melakukan pengarahan. Mulai dari memberi arahan ke Gubernur hingga wali kota.
BACA JUGA:Â RUU PDKJ Sebut Gubernur Daerah Khusus Jakarta Ditunjuk Presiden, PKS Menolak
“Presiden bukan hanya kepala pemerintahan tapi juga kepala negara. Presiden punya banyak instrumen untuk mengarahkan. Jangankan walikota, gubernur apalagi menteri juga bisa,” ujarnya.
Mardani mempertanyakan Jokowi yang kerap mengumpulkan kepala daerah. Mardani mempertanyakan apakah sindiran itu ditujukan untuk anaknya, Gibran Rakabuming yang juga menjabat sebagai wali kota di Solo.
“Berapa kali kepala daerah dikumpulkan. Atau Presiden sedang mengingatkan anaknya yang Walikota?” Imbuhnya.
Sebelumnya, Jokowi menyindir kota yang karakteristik warna kotanya sama dengan warna partai wali kota. Jokowi mengatakan warna kota tersebut sering dipaksakan agar sama dengan partai asal wali kota yang sedang menjabat.
Mulanya, Jokowi menekankan kepala daerah untuk memunculkan karakteristik kota masing-masing. Hal itu harus direncanakan dengan desain yang baik.
“Gagasan besarnya ada, gagasan besarnya ada, direncanakan dengan baik, direncanakan dengan detail, ada gambarnya, ada detail engineering-nya, sehingga setiap…. Ini tugas Pak Pj Wali Kota karena kan waktunya pendek, ya dibuat itu perencanaan kotanya detail sudah, landscapekotanya, undang arsitek-arsitek landscape yang baik, sehingga kotanya itu saya kadang-kadang kalau masuk ke sebuah kota dari si catnya saja sudah tahu ini (walkot) dari partai apa,” ujar Jokowi dalam Munaslub Apeksi di Puri Begawan, Bogor, Jumat (15/12/2023).
BACA JUGA:Â PKS DKI Minta Pemprov Kaji Lebih Mendalam soal Rencana Tilang Uji Emisi
Jokowi mengatakan warna partai yang dipaksakan di suatu kota sering tak nyambung. Namun, katanya, hal itu tetap terjadi gara-gara pemimpin kotanya berasal dari partai tertentu.
“Masa warna partai masuk ke kota, ini nggak nyambung kan, tapi dipaksakan, karena pemimpinnya dari partai, saya nggak sebut partai apa, dari partai A, wah langsung catnya ungu,” jelas Jokowi. []
SUMBER: DETIK