PERNYATAAN Kepala BPIP Yudian Wahyudi terus menimbulkan kontroversi di semua kalangan masyarakat. Beberapa tokoh, cendikiawan, ormas besar seperti Muhammadiyah, NU dan lainnya mengecam keras pernyataannya yang menyembut agama sebagai musuh terbesar Pancasila.
Salah satu tokoh dari Ketua Forum Komunikasi Musholla Masjid (Forkammi) Cikarang Raya, Imam Hambali turut memberikan pernyataan sikap terhadap pernyataan kontroversial Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang mengatakan musuh terbesar Pancasila adalah agama.
Imam Hambali saat dimintakan pendapatnya, lewat telepon, Kamis (13/2/2020), di Cikarang, dirinya menilai pemikiran dan pemahaman Kepala BPIP tentang Pancasila berpotensi mengancam eksistensi negara kesatuan.
BACA JUGA: Sekjen PBNU ke Kepala BPIP: Tunjukkan di Mana Letak Agama Musuh Pancasila
“Sangat berbahaya dapat merusak, berpotensi memunculkan pemikiran yang salah dalam masyarakat, seolah agama tidak mengakui Pancasila, padahal sila pertama saja jelas mencerminkan nilai kesatuan, dan integrasi antara agama dengan Pancasila, Islam, Pancasila Dan NKRI adalah satu ruh kesatuan Bangsa tidak terpisahkan,” tegas Imam.
Menurut Imam, Kepala BPIP jangan lupa pada Februari 2018, telah berkumpul sekitar 450 pemuka agama dalam musyawarah besar untuk kerukunan bangsa yang menyepakati NKRI berdasarkan Pancasila.
Pancasila adalah fakta historis, sosiologis, antropologis dan pengakuan teologis serta kristalisasi nilai-nilai agama.
BACA JUGA: Din Syamsuddin: Gerakan Berkebaya Diikuti Penanggalan Jilbab Bentuk Manipulasi Pancasila
“Pancasila sebagai perwujudan nilai-nilai agama,ini sudah final, tidak etis dan logis membenturkan agama dengan pancasila, karena sama saja dengan menghancurkan pancasila,” jelas Imam.
Imam berharap kepada semua penjabat negara agar berhati-hati dalam menyampaikan setiap pernyataan, ia meminta Kepala BPIP untuk mencabut pernyataannya.
“ini sangat menyakiti perasaan umat Islam dan pemeluk agama lainnya di Indonesia, Pancasila lahir dari konsensus para pendiri bangsa yang diantaranya para ulama, negeri ini kuat, persatuan dan kesatuannya karena terintegrasinya nilai-nilai agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutup Imam. []