ISTANBUL— Agama Islam memikat hati seorang kepala suku Masai, setelah dia melihat sendiri kehidupan Islam modern di Turki selama kunjungannya.
Mulai dari mendengar suara azan di Masjid Sultan Ahmed hingga masuk ke sebuah pemandian Turki (hammam) di Istanbul, Torakaa Kiberenge yang berusia 58 tahun mengaku merasakan beberapa hal yang tak pernah dibayangkannya sebelumnya.
Kiberenge berasal dari suku Masai – kelompok etnis di selatan Kenya dan utara Tanzania yang sengaja menghindari gaya hidup modern. Mereka percaya gaya hidup masa kini ‘membunuh’ jiwa manusia dan oleh karena itu memilih untuk tidak menggunakan perangkat teknologi.
Sebelum pengalamannya di Istanbul, Kiberenge belum pernah menaiki mobil atau pesawat. Bahkan, mendapatkan perawatan di rumah sakit pun menjadi hal baru baginya.
Sehari-hari, Kiberenge berpakaian tradisional dengan kain panjang serta membawa tongkat dan belati yang menunjukkan statusnya sebagai kepala suku.
Di Istanbul, dia ditemani oleh Ahmet Kemal Oncu, anggota dewan LSM Inisiatif Afrika-Turki, dan Hasan Suleyman, seorang penerjemah.
Ulama besar Istanbul Prof. Dr. Hasan Kamil Yilmaz menjelaskan sejarah Islam kepada Kiberenge, yang membuatnya sangat terharu.
‘Saya cinta Islam’
“Apa yang Anda jelaskan tentang Islam sangat menyentuh saya,” kata Kiberenge.
“Saya berharap bisa kembali lagi ke Turki. Mari kita berdoa sekarang.”
Kiberenge kemudian menghadiahkan tongkat dengan ukiran khusus sebagai tanda penghormatannya kepada Yilmaz.
Kiberenge mengatakan ketika dikunjungi Oncu di Tanzania, itulah pertama kalinya dia mendengar mengenai agama Islam. Sejak itu, dirinya merasa “makin penasaran”.
“Percaya atau tidak, saya cinta Islam,” kata dia. “Negara Anda damai. Saya ingin anak-anak saya tahu lebih banyak mengenai Islam dan mengenalnya lebih dekat.”
Kiberenge melakukan berbagai hal untuk pertama kalinya di Turki, seperti menggunakan kamar mandi, menggunakan peralatan dapur, mesin cuci, dan memakai jam tangan, demikian seperti dikutip dari AnadoluAgency.[]