LOMBOK—Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Ustadz Mohammad Siddiq MA, mengunjungi pengungsi dan relawan di beberapa lokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (18/8/2018) lalu.
Selain memberikan langsung bantuan kepada korban gempa, Ustadz Siddik juga memberi pengarahan pada para relawan dai lokal dan Tim Kafilah Da’i Mahasiswa STID Mohammad Natsir.
BACA JUGA: ICMI Ajak Umat Jadikan Momentum Idul Adha Korbankan Bantuan ke Korban Bencana Lombok
Ustadz Siddik mengkritisi, pasca reformasi tahun 1998 gerakan dakwah mulai ditinggalkan perlahan demi perlahan. Masyarakat lebih suka kepada politik, padahal, kata dia, dakwah merupakan bagian dari politik.
“Karena itu, Dewan Da’wah secara intens melakukan pengkaderan da’i melalui Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir (STID Moh Natsir) dan Akademi Dakwah Indonesia (ADI) di 18 provinsi sebagai feeder putra daerah untuk melanjutkan ke jenjang Strata-1 (S1) dan bekal mengabdi di daerah asalnya,” katanya melalui keterangan persnya Selasa (22/8).
Ia menambahkan, jika dulu pengkaderan dilakukan melalui LPDI (lembaga pengembangan dakwah Islam), sekarang melalui STID dan ADI.
“Selain dibekali metode ceramah ataupun berkhutbah, para da’i diberikan pelatihan tentang pertanian, kelautan dan bagaimana membudidayakan potensi sekitar tempat dia bertugas,” ungkapnya.
BACA JUGA: BNPB: Kerugian Sementara Gempa Lombok Capai Rp7,7 T
Selain itu, Ustadz Siddik, melihat mayoritas masyarakat tidak memahami secara utuh mengenai konsepsi syariah. Padahal, syariah merupakan nilai internal dan universal. Mulai dari urusan pribadi, masyarakat, negara bahkan dunia secara global.
“Saya ingin di dalam penyampaian (dakwah) nanti di masyarakat, hal-hal seperti ini disampaikan. Agar umat Islam tidak phobia terhadap keislamannya,” pungkasnya.