DALAM dunia pemasaran berlaku adil dan jujur kini telah jarang kita temui. Seakan-akan sikap orang yang seperti itu terbilang cukup langka. Bahkan, menjadi suatu hal yang aneh bila kita masih menemuinya.
Padahal, modal yang paling besar keuntungannya ialah berlaku adil dan jujur. Karena selain mendapat keberuntungan besar di dunia juga di akhirat pun akan mendapatkannya.
Pemasaran adalah aktivitas dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.
BACA JUGA:Â Kejujuran Seorang Saudagar Perhiasan Bernama Yunus Bin Ubaid
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia.
Jujur jika diartikan secara baku adalah “mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran”.
Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.
Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran.
Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku.
Pemasaran syariah adalah sebuah disiplin bisnis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari suatu inisiator kepada stake-holdernya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.
BACA JUGA:Â Orang-orang Jujur Selalu Punya Keberuntungannya Sendiri
Pemasaran ini dijalankan berdasarkan konsep ke-Islaman yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang tentunya mengandung nilai-nilai kejujuran dan keadilan.
Menurut Hermawan Kertajaya, nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan bukan karena diskonnya.
Hasil dari pemasaran yang jujur dan adil tentunya membawa ketenangan bathin bagi penjual dan kepuasan bagi pembeli.
Secara tidak langsung pemasaran yang jujur dan adil juga memberikan pengaruh positif bagi penjual, karena pembeli yang mendapatkan kepuasan tentunya akan membeli barang tersebut atau bahkan barang lainnya dari penjual yang sama (loyalitas).
BACA JUGA:Â Seorang Muslim Harus Miliki 5 Sifat Kejujuran Ini
Dengan memasarkan barang secara jujur dan adil juga mempermudah memperluas jaringan pemasaran produk bahkan penjual tersebut.
Pembeli yang puas akan barang yang dibelinya akan mengabarkan kepada saudara, teman, dan orang-orang di lingkungan sosialnya yang tentunya akan menambah jumlah pembeli potensial yang besar kemungkinan menjadi pembeli yang akan mengabarkan kembali kepuasaannya atau disebut juga marketing word of mouth. []
SUMBER: DEFINISIWIRAUSAHAMENURUTAHLI