RASULULLAH SAW telah mencontohkan kepada kita bagaimana beliau berperilaku baik dalam kehidupan bermasyarakat. Sebabnya, perilaku dan sikap yang baik adalah awal terciptanya akhlak yang baik pula.
Dikutip dari buku 31 Tuntunan Hidup Berkah & Panjang Umur ‘ala Nabi SAW karya Amir bin Muhammad al-Mudari, sesungguhnya akhlak yang baik itu akan menjadi salah satu modal kita untuk menuju surganya Allah SWT. Sebagaimana Abud Darda’berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak ada suatu pun yang lebih berat dalam timbangan hamba yang beriman pada hari Kiamat dibandingkan akhlak yang mulia, dan sesungguhnya Allah membenci orang yang keji (ucapannya) lagi (buruk) perangainya.”
BACA JUGA: Akhlak yang Baik, Ada dalam 3 Hal Ini
Keutamaan Akhlak yang Baik
Akhlak yang baik yang kita tunjukan dalam berinteraksi dengan masyarakat akan mengantarkan kita menuju pahala yang sangat besar. Berdasarkan sabda Nabi SAW, pahala tersebut sama seperti pahala orang yang berpuasa di siang hari dan melaksanakan qiyamul lail.
“Orang mukmin, dengan Akhlak mulianya, benar-benar mendapatkan derajat sebagaimana yang diperoleh orang yang berpuasa lagi melaksanakan qiyamul lail .”
Tidak ada seorang pun di antara kita melainkan mencintai Rasulullah SAW. Tidak ada seorang pun di antara kita melainkan berkeinginan menjadi orang yang paling dicintai beliau.
Tidak ada seorang pun di antara kita melainkan ingin menjadi orang yang paling dekat majelisnya dengan beliau pada hari Kiamat. Dan mengenai sarana untuk menuju hal itu, Rasulullah SAW bersabda,
“Orang yang paling aku cintai di antara kalian, dan yang paling dekat majelisnya denganku pada hari Kiamat, ialah orang yang paling luhur akhlaknya di antara kalian.”
Secara umum, akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak yang diatur manusia atau akhlak wad’iyyah dan akhlak yang lahir dari tuntunan Allah SWT atau akhlak Islam. Berikut penjelasan mengenai dua akhlak tersebut seperti dikutip dari Tirto.
Keutamaan Akhlak yang Baik
1. Akhlak Wad’iyyah Akhlak wad’iyyah adalah norma yang diciptakan manusia untuk mengatur tindakan dan perilaku di masyarakat.
Akhlak wad’iyyah ini umumnya diatur untuk kemaslahatan bersama agar kehidupan bermasyarakat menjadi damai, tentram, dan terarah. Rujukan dari akhlak wad’iyyah adalah logika dan rasio manusia sendiri.
Bagi anggota masyarakat yang melanggar akhlak wad’iyyah ini lazimnya memperoleh sanksi dari lingkungan sekitar, kepolisian, ataupun dikucilkan oleh masyarakat.
2. Akhlak Islam Islam mengatur akhlak-akhlak yang dianjurkan untuk dikerjakan umatnya, serta mengimbau perilaku-perilaku tercela agar dihindari.
Rujukan akhlak Islam ini adalah dari Allah SWT, baik itu tertuang dalam Alquran atau melalui hadis Nabi Muhammad SAW.
Berbeda dari akhlak wad’iyyah yang hanya beroleh sanksi dari manusia saja, pelanggar akhlak Islam juga diancam sanksi dari Allah SWT. Kemudian, akhlak dalam Islam terbagi menjadi dua, yaitu akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela).
Berikut uraiannya sebagaimana dijelaskan di laman Kemenag:
A. Akhlak Mahmudah (Terpuji) Akhlak mahmudah adalah sifat dan tabiat mulia yang dianjurkan pengerjaannya dalam Islam.
Saking pentingnya akhlak terpuji ini, sampai-sampai dijadikan sebagai tolok ukur keimanan seorang muslim, sebagaimana tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya,” (H.R. Tirmidzi).
Keutamaan Akhlak yang Baik
BACA JUGA: Abu Bakar Berharap Jabatan Tak Mengubah Akhlaknya yang Dulu
Contoh-contoh akhlak mahmudah adalah ikhlas, sabar, syukur, khauf (takut kemurkaan Allah SWT), mengharapkan keridaan Allah SWT, jujur, adil, amanah, tawadhu (merendahkan diri sesama muslim), bersyukur, dan lain sebagainya.
B. Akhlak Mazmumah (Tercela) Ahlak mazmumah adalah sifat dan tabiat tercela yang mesti dihindari seorang muslim. Saking buruknya akhlak mazmumah ini, sampai-sampai Rasulullah SAW menjadikannya doa sebagaimana hadis berikut ini:
عن قطبة بن مالك – رضي الله عنه – كان النبي – صلى الله عليه وسلم – يقول : اللهم إني أعوذ بك من منكرات الأخلاق والأعمال والأهواء . رواه الترمذي
Artinya: “Diriwayatkan dari Qutbah bin Malik RA yang mendengar Rasulullah SAW berdoa: ‘Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari akhlak, perbuatan, dan hawa nafsu tercela’,” (H.R. At-Tirmidzi).
Contoh-contoh akhlak mazmumah adalah riya, tergesa-gesa, dengki (hasad), sombong, narsistik (ujub), bakhil, buruk sangka, tamak, pemarah, dan lain sebagainya.