BERSIKAP ramah, lemah lembut, santun dan tenang. Ada banyak keutamaan bersikap santun dan tenang bagi seorang Muslim.
Abu Sa’id RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kamu memiliki dua sikap: lemah lembut dan tenang” sabda beliau ini ditunjukkan kepada Asyajj Abdul Qais.” Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
Keutamaan Bersikap Santun dan Tenang: Kisah Abu Yazid Al Bustomi
Suatu siang Abu Yazid Al Bustomi keluar dari pemakaman. Ia terus berdiri di pemakaman itu sampai sore hari.
Ia pulang saat hari telah gelap. Ketika malam benar-benar gelap gulita, dia dicegat oleh seorang pemuda yang sedang mabuk.
Pemuda itu membawa sebuah cangkul. Lalu pemuda itu memukul kepala Abu Yazid dengan cangkul.
Cangkul itu patah dan kepala Abu Yazid terluka.
Pagi harinya, Abu Yazid berkata kepada pembantunya, “tanyakan kepada pemuda itu, berapa harga cangkulnya.”
Kemudian, dikabarkan bahwa harganya sekian. Abu Yazid mengirim sejumlah uang untuk mengganti cangkul tersebut dan mengirim buah-buahan untuk pemuda itu. Ia berpesan kepada pembantunya, “Katakan kepadanya jika kepalaku pecah karena cangkulmu maka ini adalah gantinya.”
BACA JUGA: Kisah Ashabul Ukhdud yang Diabadikan dalam Aquran dan Faktanya Menurut Arkeolog
Kemudian ketika pembantu untuk menyampaikan pesan Abu Yazid kepada pemuda itu, maka dengan serta merta pemuda itu tobat. Ia benar-benar bertaubat, hingga akhirnya menjadi salah seorang jahid besar.
Keutamaan Bersikap Santun dan Tenang: Kisah Al Ahnaf
Al Ahnaf pernah ditanya: “Dari siapakah kamu belajar bersikap lemah lembut?” Ia menjawab, “Dari Qais Ibnu Ashim. Pada waktu itu saya sedang duduk disampingnya. Lalu datanglah budak perempuannya dengan membawa tusuk daging yang diatasnya terdapat daging panggang yang panas.
Tiba-tiba, tusukan itu jatuh dari tangannya yang menancap di perut anaknya. Maka seketika itu pula anaknya meninggal.
Maka budak perempuan itu kebingungan. Qais Ibnu ashim berkata, “Kamu tidak perlu takut. Sekarang kamu bebas, karena Allah SWT.”
Dalam syair disebutkan:
Jika kamu ingin menjalani hidup
Dengan aman dan tentram
Maka jangan mudah marah, jangan iri
Dan bergaullah dengan manusia secara baik
Ada seseorang yang mencaci al-ahnaf bin Qais. Orang itu terus mengikutinya. Ketika ia telah dekat dengan perkampungan Hayy. Al Ahnaf berhenti dan berkata,”Hai anak muda, Jika kamu masih menyimpan sumpah serapah kepadaku, katakanlah sekarang juga agar tidak didengar oleh orang-orang bodoh di kampung Hayy. Karena saya khawatir mereka akan memukulmu.”
Keutamaan Bersikap Santun dan Tenang: Kisah Ali Ibnu Abu Thalib RA
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Ali Ibnu Abu Thalib RA memanggil pelayannya. Tetapi pemuda itu tidak menyahuti nya. Kemudian ia memanggilnya untuk yang kedua kalinya, namun pemuda itu tetap saja tidak menjawabnya. Maka Ali bangun dan menemuinya.
Ia bertanya, “Kenapa kamu tidak menjawab panggilanku?” Pemuda itu menjawab, “Kalaupun Saya tidak menjawabnya maka saya tidak akan disiksa olehmu. Karena itu saya malas menjawabnya.”
Maka Ali berkata, “pergilah, sekarang kamu bebas, karena Allah SWT.”
BACA JUGA: Alquran Ungkap 4 Hal yang Bisa Memberikan Manusia Ketenangan Hidup di Dunia
Ada pendapat yang mengatakan, “Hendaknya kamu tetap bersikap lemah lembut karena ada tiga keutamaan dari sikap itu. Yaitu, akan menimbulkan kesenangan bagi dirinya sendiri, akan mendatangkan pujian dari orang lain, dan akan mendapatkan pahala dari sisi Allah SWT.”
Dalam syair disebutkan:
Lemah lembut itu awalnya pahit
Tetapi akhirnya lebih manis dari madu
Keutamaan Bersikap Santun dan Tenang: Kisah Hatim Al Asham
Sebuah kisah penyebutan bahwa ada seseorang yang menampakkan Hatim Al Asham. Kemudian ditanya kepadanya, “Bagaimana perasaanmu saat kamu ditampar?” Ia menjawab, “Saya sibuk dengan empat hal.
Pertama, Saya bersyukur karena saya tidak terjebak pada perbuatan yang sama.
Kedua, Saya tidak ingin melawan nya.
Ketiga, saya berhasil bersikap sabar.
Keempat, saya berhasil menyempurnakan pahala ku.”
Keutamaan Bersikap Santun dan Tenang: Kisah Ibrahim Ibnu Adham
Suatu saat Ibrahim Ibnu Adham berada di sebuah perkampungan. Tiba-tiba ia bertemu dengan seorang prajurit. Prajurit itu bertanya kepadanya, “Siapakah imam kamu?” Ibrahim memberikan isyarat kepada pemakaman.
Maka prajurit itu langsung menampakkan kepalanya dan melukai nya, karena ia mengira telah dilecehkan dengan jawaban itu. Kemudian prajurit itu meninggalkan dan berlalu.
BACA JUGA: Apa Amalan untuk Menghapus Dosa dan Membuat Hati Tenang?
Selang beberapa waktu, prajurit itu diberitahukan bahwa orang yang dipukul nya kemarin adalah Ibrahim Ibnu Adham, seorang Zahid dari Khurasan. Maka prajurit itu menjenguk Ibrahim Ibnu Adham dan meminta maaf atas kejadian kemarin. Ibrahim Ibnu Adham menjawab, “sesungguhnya ketika kamu memukul kemarin, aku memohon agar Allah SWT membalasmu dengan surga.”
Prajurit itu heran dan bertanya lagi, “Kenapa bisa begitu?”
Ibrahim Ibnu Adham menjawab, “Karena dengan pukulanmu kemarin, sebenarnya kamu telah menyiramiku dengan pahala. Karena itu, Saya tidak rela jika aku mendapat kebaikan sementara kamu mendapatkan balasan kejahatan.” []
Sumber : Buku: Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh: Syekh Abdul Hamid Al-Anquri (Ulama Abad ke-8)