IBNU ‘Asyur dalam tafsirnya “at-tahrir wa at-tanwir” menyatakan bahwa bertasbih adalah sebuah ungkapan yang menunjukkan kepada penyucian Allah SWT dari segala bentuk kekurangan
Adapun perbedaan antara zikir dengan tasbih adalah bahwa zikir lebih umum dan tasbih lebih spesifik. Zikir belum tentu tasbih, dan tasbih adalah bagian dari zikir.
Sebagaimana firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
[الأحزاب : 41]
“Hai orang-orang yang beriman! Berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. al-Ahzab[33]:41)
BACA JUGA: Ibnu Taimiyyah dan Biji Tasbih
Sedangkan perintah bertasbih disertakan dengan waktu, yaitu pagi dan petang
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
[الأحزاب : 42]
“Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. al-Ahzab[33]:42)
Ada tiga nabi yang diceritakan oleh Al-Qur’an dimana TASBIH adalah kekuatan mereka baik dalam menghadapi musuh-musuh mereka, maupun dalam menyikapi segala problematika dakwah yang mereka hadapi, atau keluar dari musibah yang menimpa mereka.
Nabi Yunus as
Untuk keluar dari perut ikan, yang dilakukan oleh nabi Yunus adalah bertasbih.
وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
[الأنبياء : 87]
“Dan ingatlah Dzun Nun ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mampu untuk menjangkaunya maka ia menyeru dalam tempat yang gelap gulita, “tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. al-Anbiya'[21]:87)
Di samping bertasbih ketika dalam perut ikan, dalam kesehariannya nabi Yunus memang telah rutin bertasbih sebagaimana firman Allah SWT:
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ
[الصافات : 143]
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih.” (QS. as-Shaffat[37]:143)
لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
[الصافات : 144]
“Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS. as-Shaffat[37]:144)
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنجِي الْمُؤْمِنِينَ
[الأنبياء : 88]
“Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. al-Anbiya'[21]88)
Nabi Musa as
Ketika nabi Musa memohon kepada Allah agar Harun diangkat untuk ikut memikul beban risalah, maka salah satu tujuannya adalah supaya bisa bertasbih kepada Allah SWT.
كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا
[طه : 33]
“Supaya kami dapat bertasbih kepada-Mu dengan banyak.” (QS. Taaha[20]:33)
وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا [طه : 34]
“Dan dapat mengingat-Mu dengan banyak pula.” (QS. Thâha[20]:34)
Mengapa tasbih disebut lebih dahulu daripada zikir? Menurut Dr.Fadhil as-Samra’i, karena nabi Musa dan nabi Harun dalam kondisi penuh ketakutan terhadap Fir’aun. Sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT.
قَالَا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَن يَطْغَىٰ
[طه : 45]
Berkatalah mereka berdua, “Ya Rabb kami! Sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas.” (QS. Thâha[20]:45)
Nabi Muhammad SAW
Olok-olokan, caci maki, fitnah dari kafir Quraisy tentu saja membuat nabi Muhammad SAW gundah.
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ
[الحجر : 97]
“Dan sungguh Kami telah mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka katakan.” (QS. al-Hijr[15]:97)
Untuk membuang segala kegundahan dan kesedihan, Allah SWT memerintahkan nabi-Nya untuk bertasbih.
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ
[الحجر : 98]
“Maka bertasbihlah (seraya) memuji Rabbmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud.” (QS. al-Hijr[15]:98)
BACA JUGA: Kerikil pun Bertasbih di Tangan Rasulullah
Dalam ayat yang lain Allah SWT memerintahkan nabi Muhammad SAW untuk bersabar dan bertasbih dalam menghadapi segala ungkapan yang tidak pantas dari orang-orang kafir, baik yang dialamatkan kepada Allah SWT maupun kepada Rasulullah sendiri.
فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ
[ق : 39]
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (QS.Qaf[50]:39)
Pada ayat selanjutnya, kata ‘tasbih’ diulang lagi oleh Allah SWT.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ
[ق : 40]
“Dan bertasbihlah kamu di malam hari dan setiap selesai shalat.” (QS. Qaf[50]:40)
Dua ayat terakhir menjelaskan waktu-waktu untuk bertasbih, yaitu:
1.Sebelum terbit matahari
2.Sebelum terbenam matahari
3.Di sebagian malam hari
4.Selesai shalat
Wallahualam. []
Oleh: Mabni Darsi
SUMBER: IKADI