AJARAN meminta maaf dan memaafkan tidak terlepas dari ajaran Islam tentang tobat dari dosa yang berhubungan dengan sesama, yang mana salah satu syaratnya adalah memohon maaf dari orang yang pernah menjadi obyek dosa. Adapun memaafkan adalah salah satu karakter orang yang beriman. Banyak sekali keutamaan memaafkan.
Yang menarik, di dalam al-Qur’an tidak ditemukan ayat yang secara tersurat memerintahkan meminta maaf dari kesalahan kepada sesama, yang ada adalah ayat yang memerintahkan untuk memaafkan. Boleh jadi di antara hikmahnya adalah bahwa memberi maaf itu tidak selalu harus didahului dengan permohonan maaf. Atau, memaafkan sebelum diminta merupakan sebuah keutamaan dalam beragama.
Akhlak terpuji memaafkan merupakan pesan utama al-Qur’an. Salah satunya adalah firman Allah SWT.:
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. an-Nur/24:22).