Oleh : Hanifatus Suhro
Pemerhati Generasi
hanifatus.suhro@gmail.com
TERWUJUDNYA sebuah peradaban yang agung membutuhkan pemuda-pemudi yang tangguh dengan keimanannya dan yang demikian akan tercipta ketika sebuah keluarga visioner berupaya mencetak generasi yang berkualitas yakni generasi Rabbani. Ayah Bunda, tahukah apa itu generasi Rabbani?
Ya, sebutan itu mungkin tak asing bagi kita. Generasi Rabbani adalah generasi yang berilmu dan memiliki pengetahuan tentang Al-Qur’an dan As-Sunnah, mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya dan mereka mengajarkannya kepada masyarakat.
Sebagian ulama menambahkan sifat keempat, yaitu mengikuti pemahaman para sahabat dan metode mereka dalam berislam sebab sahabat Rasulullah merupakan standar kebenaran bagi umat Rasulullah Muhammad ﷺ.
BACA JUGA: Narasi Pendidikan Terbaik Sepanjang Masa
Dengan demikian, seseorang yang memiliki sifat yang kurang dari salah satu di antara sifat di atas maka tidak bisa disebut sebagai seorang rabbani.
Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnul Arabi, ketika ditanya tentang makna rabbani, beliau mengatakan, “Apabila seseorang itu berilmu, mengamalkan ilmunya, dan mengajarkannya maka layak untuk dinamakan seorang rabbani. Namun jika kurang salah satu dari tiga hal di atas, kami tidak menyebutnya sebagai seorang rabbani.” (Miftah Dar as-Sa’adah, 1/124).
Memiliki anak-anak yang terpenuhinya sifat-sifat Rabbani sebagaimana telah dijelaskan diatas, memiliki keutamaan yang luar biasa dalam Islam.
Ayah bunda akan bersemangat dan bersabar dalam men-tarbiyah anak jika memahami dengan benar keutamaan ini. Keutamaan atau alasan mencetak generasi Rabbani ialah sebagai berikut :
Mendidik anak dengan pendidikan terbaik (pendidikan Islam) merupakan perintah Allah
Memberikan pendidikan terbaik pada anak-anak merupakan perintah Allah sebab Allah memerintahkan kepada kita agar menjaga diri kita dan keluarga dari siksa api neraka.
Sebagaimana dalam Al Qur’an Surah At-Tahrim Ayat 6 dan amanah dalam menjaga anak agar senantiasa berada dalam fitrahnya. Yakni Islam ialah hal yang akan orang tua pertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas mereka, …” (HR. Bukhari: 2278).
Mendidik anak hingga menjadi generasi rabbani adalah amal jariyah.
Setiap waktu, tenaga, dan harta, dan apapun pengorbanan kita sungguh itu akan bernilai di sisi Allah jika kita melakukannya dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Ketika kita memberikan asupan tsaqofah Islam, mengajarkan mereka mengucapkan ayat-ayat Allah.
BACA JUGA: Mewujudkan Gerakan Sadar Sehat Generasi Z
Sungguh, insyaAllah itu adalah ilmu bermanfaat yang akan menjadi pahala jariyah. Ketika harta kita digunakan untuk memfasilitasi anak-anak agar mereka menjadi hafidz yang mencintai Al-Qur’an, mengorbankan harta untuk menyekolahkan anak-anak ke tempat terbaik sehingga membuat mereka menjadi pribadi ber-syakhshiyah Islam, generasi Rabbani. InsyaAllah itu menjadi amal jariyah, dan hal lainnya.
Memperoleh keutamaan dari mendapatkan doa anak shalih
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih” (HR. Muslim no. 1631)
Seorang rabbani merupakan orang yang shalih sebab seorang rabbani adalah ia yang berilmu dan mengamalkan ilmunya (beramal shalih) serta mengajarkannya.
Doa anak shalih memiliki keutamaan disisi Allah sebagaimana hadits yang telah disebutkan diatas bahwa amal yang tak terputus salah satunya adalah doa anak yang shalih.
Anak yang shalih akan senantiasa mendoakan kebaikan untuk orang tuanya, ia akan selalu memuliakan orang tua meskipun orang tuanya telah tiada. Hanya doa anak shalih yang doanya diterima oleh Allah.
Dosa-dosa yang tidak ditaubati anak serta dosa-dosa anak yang tidak mendapatkan ampunan Allah bisa menjadi penghalang doanya itu diterima sebagaimana kabut menjadi penghalang sinar mentari.
Allah akan mengangkat derajat orang tuanya di akhirat
Anak-anak yang tumbuh dengan keimanannya, yang hidup dengan taat pada Allah dan RasulNya niscaya beramal untuk berbakti pada orang tuanya dengan memperbanyak beristighfar untuk mereka. Anak yang demikian bisa menjadi sebab Allah meninggihkan derajat orang tuanya di akhirat.
Dari Abu Hurairah – Radhiyallahu ‘Anhu – berkata: “Rasulullah ﷺ pernah bersabda: ‘Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla meninggikan derajat seorang hambaNya yang shalih di surga sehingga hamba tersebut bertanya: ‘Ya Rabb, Bagaimanakah semua ini (bisa menjadi) milikku?, Allah berfirman menjawabnya: ‘Karena Istghfar anakmu untuk dirimu’”. (HR: Ahmad, Ibnu Majah. Dan dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dan Hasan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth).
Sungguh beruntungnya orang tua yang memiliki anak yang demikian, mereka memperoleh kebaikan di akhirat sebab istighfar anak-anak mereka.
Selain istighfar sang anak, amal shalih anak-anak bisa menjadi sebab orang tua memperoleh derajat yang tinggi di surga Allah.
BACA JUGA: Arah Pendidikan Terbaik bagi Generasi
“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (T.Q.S. Ath Thuur: 21)
Tafsir Jalalain mengenai ayat tersebut menjelaskan bahwa jika ada orang tua yang masuk surga. Demikian juga anak mereka namun derajat orang tua lebih rendah daripada derajat sang anak maka Allah akan mengangkat derajat orang tua hingga sederajat dengan anak mereka.
Ini agar sang anak merasa lebih bahagia dengan berkumpul dengan orang tuanya tanpa mengurangi derajat sang anak sedikit pun.
Demikian juga sebaliknya, ketika derajat orang tua lebih tinggi daripada anak-anak mereka maka derajat anak-anak mereka akan dinaikkan sehingga bisa berkumpul dengan orang tua mereka.
MasyaAllah, Ayah Bunda itulah beberapa keutamaan mencetak generasi rabbani yang semoga menjadi motivasi bagi kita untuk berupaya sebaik-baiknya. Semoga Allah mudahkan kita. Aamiin Allahumma Aamiin. []