SAHABAT Islampos, ada keutamaan menyebar salam dalam ajaran Islam.
Islam yang sempurna mengajarkan kaum muslimin untuk selalu meningkatkan kecintaan terhadap saudara semuslim, merekatkan persaudaraan dan kasih sayang. Dan untuk mewujudkan hubungan persaudaraan dan kasih sayang ini, maka syariat Islam memerintahkan untuk menyebarkan salam. Ada
Syiar Islam yang satu ini adalah termasuk syiar Islam yang sangat besar dan penting. Namun begitu, sekarang ini salam sering sekali ditinggalkan dan diganti dengan salam salam yang lain, entah itu dengan good morning, selamat pagi, selamat siang, salam sejahtera atau sejenisnya.
Tentunya seorang muslim tidak akan rela apabila syariat yang penuh berkah lagi manfaat ini kemudian diganti dengan ucapan-ucapan lain. Allah berfirman, “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (Al Baqarah: 61). Dan sungguh apa yang ditetapkan Allah untuk manusia, itulah yang terbaik.
Keutamaan Menyebar Salam: Perintah dari Allah
Allah berfirman, “Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (Qs. An-Nur: 61)
BACA JUGA: Hukum Salaman dengan Non Muslim
Syaikh Nashir As Sa’di berkata, “Firman-Nya: Salam dari sisi Allah, maksudnya Allah telah mensyariatkan salam bagi kalian dan menjadikannya sebagai penghormatan dan keberkahan yang terus berkembang dan bertambah.
Adapun firman-Nya: yang diberi berkat lagi baik, maka hal tersebut karena salam termasuk kalimat yang baik dan dicintai Allah. Dengan salam maka jiwa akan menjadi baik serta dapat mendatangkan rasa cinta.” (Lihat Taisir Karimir Rahman)
Keutamaan Menyebar Salam: Perintah dari Nabi
Baro’ bin Azib berkata, “Rasulullah melarang dan memerintahkan kami dalam tujuh perkara: Kami diperintah untuk mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan menolong orang yang dizholimi, memperbagus pembagian, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin…” (HR. Bukhari dan Muslim). Ibnu Hajar Al Asqalani berkata, “Perintah menjawab salam maksudnya yaitu menyebarkan salam di antara manusia agar mereka menghidupkan syariatnya.” (Lihat Fathul Bari 11/23)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim). Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam di antara kalian, berilah makan sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah ketika manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (Shahih. Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)
Keutamaan Menyebar Salam: Etika Salam
Imron bin Husain berkata, “Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi seraya mengucapkan Assalamu ‘alaikum. Maka nabi menjawabnya dan orang itu kemudian duduk. Nabi berkata, “Dia mendapat sepuluh pahala.” Kemudian datang orang yang lain mengucapkan Assalamu ‘alaikum warahmatullah. Maka Nabi menjawabnya dan berkata, “Dua puluh pahala baginya.” Kemudian ada yang datang lagi seraya mengucapkan Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Nabi pun menjawabnya dan berkata, “Dia mendapat tiga puluh pahala.” (Shahih. Riwayat Abu dawud, Tirmidzi dan Ahmad)
Dari hadits tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
Memulai salam hukumnya sunnah bagi setiap individu, berdasar pendapat terkuat.
Menjawab salam hukumnya wajib, berdasarkan kesepakatan para ulama.
Salam yang paling utama yaitu dengan mengucapkan Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh, kemudian Assalamu’alaikum warahmatullah dan yang terakhir Assalamu’alaikum.
Menjawab salam hendaknya dengan jawaban yang lebih baik, atau minimal serupa dengan yang mengucapkan. Allah berfirman “Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Qs. An- Nisa: 86)
BACA JUGA: Ini Hukum Bersalaman Setelah Shalat
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, “Hendaknya orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan. Yang berjalan kepada yang duduk yang sedikit kepada yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam lafazh Bukhari, “Hendaklah yang muda kepada yang lebih tua.” Demikianlah pengajaran Rasul tentang salam. Namun orang yang meninggalkan tata cara salam seperti pada hadits ini tidaklah mendapat dosa, hanya saja dia telah meninggalkan sesuatu yang utama.
Keutamaan Menyebar Salam: Salam Kepada Orang yang Dikenal dan Tidak Dikenal
Termasuk mulianya syariat ini adalah diperintahkannya kaum muslimin untuk member salam baik pada orang yang dikenal maupun orang yang belum dikenal. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat apabila salam hanya ditujukan kepada orang yang telah dikenal.” (Shahih. Riwayat Ahmad dan Thabrani)
Kumpulan Hadits Kitab Riyadhush Shalihin karya Imam Nawawi
Kitab As-Salam
Bab 131. Bab Keutamaan Salam dan Perintah Menyebarkan Salam
Hadits #845
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَيُّ الإْسلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ “تُطْعم الطَّعَامَ، وَتَقْرأُ السَّلام عَلَىَ مَنْ عَرِفَتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ”. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ada seorang lelaki kepadanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Islam apakah yang paling baik itu?” Beliau menjawab, “Engkau memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang sudah dan belum engkau kenal.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 12 dan Muslim, no. 39]
Faedah Hadits
1.Hadits ini menunjukkan semangatnya para sahabat dalam mencari amalan yang dapat meraih kebaikan dunia dan akhirat.
2.Hadits ini mendorong kita untuk memberi makan kepada orang fakir dan miskin, serta ibnu sabil, juga orang-orang yang lemah, serta memberi hadiah pada tetangga.
3.Sudah sepatutnya kita menebar salam tanpa mengkhususkan pada orang yang dikenal saja. Karena ucapan salam itu termasuk hak umumnya kaum muslimin.
Hadits #846
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ “لمَاَّ خَلَقَ اللهُ تَعَالَى آدَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ نَفَرٍ مِنَ الَمَلاَئِكَةِ جُلُوسٌ فَاسْتَمِعْ مَايُحَيُّونَكَ فَإنَّهَا تَحَيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ. فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، فَقَالُوا: السَّلاَم ُ عَلَيْكَ وَرَحْمةُ اللهِ، فَزَادُوهُ: وَرَحْمةُ اللهِ” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Nabi ﷺ bersabda, “Ketika Allah menciptakan Adam ‘alaihis salaam, Allah berfirman, ‘Pergilah engkau, lalu ucapkanlah salam kepada mereka itu—sekelompok malaikat yang sedang duduk—kemudian dengarkanlah salam penghormatan mereka kepadamu, maka itu adalah salam penghormatan dan keturunanmu.’ Adam pun mengucapkan, ‘Semoga keselamatan atasmu dan rahmat Allah.’ Kemudian mereka menambahkan, ‘Dan rahmat Allah.’” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 3326]
BACA JUGA: Anjuran Doa Sebelum Salam atau Setelah Tasyahud Akhir
Faedah Hadits
1.Hadits ini menunjukkan anjuran untuk mengucapkan salam.
2.Allah mengajarkan salam seperti dalam hadits qudsi ini.
3.Salam adalah salam penghormatan umat Islam.
4.Menjawab salam bisa dengan yang lebih baik atau semisal dari ucapan salam yang pertama.
5.Adam adalah bapak manusia.
6.Hadits ini menunjukkan perintah mengambil ilmu dari ahlinya.
Hadits #847
وَعَنْ أَبِي عُمَارَةَ البَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بِسَبعٍ: “بِعِيادَةِ الَمرِيضِ. وَاتِّبَاعِ الجَنائِزِ، وَتَشْمِيْتُ العَاطِسِ، وَنَصْرِ الضَّعِيْفِ، وَعَوْنُ المَظْلُومِ، وَإفْشَاءِ السَّلاَمِ، وَإِبْرَارِ المُقسِمِ “مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، هَذَا لَفْظُ إِحْدَى رِوَايَاتِ البُخَارِي.
Dari Abu ‘Umarah Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah kami dengan tujuh perkara: (1) menjenguk orang yang sakit, (2) mengantarkan jenazah, (3) mendoakan orang yang bersin, (4) membantu yang lemah, (5) menolong yang dizalimi, (6) menyebarkan salam, (7) memenuhi sumpah.” (Muttafaqun ‘alaih. Lafadz ini adalah salah satu dari riwayat Bukhari) [HR. Bukhari, no. 1239 dan Muslim, no. 2066]
Faedah Hadits
1.Islam adalah agama kasih sayang dan mengajarkan untuk memperhatikan hak terhadap sesama.
2.Menjenguk orang sakit menurut jumhur ulama adalah sunnah. Namun bisa jadi menjenguk orang sakit itu menjadi wajib jika yang dijenguk adalah kerabat dekat (masih punya hubungan mahram). Misal menjenguk ayah atau ibu yang sakit, hukumnya wajib karena bagian dari berbakti kepada keduanya. Juga menjenguk saudara yang sakit, hukumnya wajib karena bagian dari silaturahmi dengan kerabat. Kaidahnya, semakin dekat hubungan kerabat dan makin dekat dalam hubungan, maka makin ditekankan untuk menjenguk saat sakit.
3.Yang dijenguk di sini adalah orang yang sakit secara umum, baik yang sakit masih dalam keadaan sadar atau tidak. Begitu pula dianjurkan meskipun yang datang menjenguk tidak diketahui kehadirannya oleh yang sakit. Karena menjenguk orang sakit punya manfaat: (1) mengurangi duka keluarganya; (2) mendoakan kebaikan kepada yang sakit; (3) menjenguknya sendiri berbuah pahala.
4.Kita diperintahkan untuk mengantarkan jenazah ke pemakaman dan hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berlaku bagi jenazah yang dikenal maupun tidak dikenal.
5.Orang yang bersin diperintahkan mengucapkan “alhamdulillah” karena bersin sebenarnya adalah nikmat dari Allah, sebab ada sesuatu yang tertahan akhirnya bisa keluar. Alasan lainnya, bersin adalah nikmat dikarenakan anggota badan tetap seperti keadaannya. Selain itu, dibuktikan pula setelah bersin, keadaan seseorang jadi lebih semangat. Alasan lainnya kenapa bersin diperintahkan mengucapkan “alhamdulillah”. Jawabnya, karena bersin disukai oleh Allah.
BACA JUGA: Bagaimana Jika Salam Kita tidak Dijawab?
6.Mengucapkan “alhamdulillah” untuk orang yang bersin adalah sunnah (mustahab, dianjurkan). Ada kata sepakat ulama dalam pernyataan dianjurkannya hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah dalam kitab beliau Al-Adzkar.
7.Bagi yang mendengar yang bersin mengucapkan “alhamdulillah”, hendaklah ia mengucapkan “yarhamukallah”. Perintah mengucapkan yarhamukallah ini ada yang menyatakan wajib ‘ain, ada yang mengatakan wajib kifayah, dan ada lagi ulama yang menyatakan sunnah (dianjurkan).
8.Hendaklah orang yang bersin mengucapkan doa hidayah dan perbaikan keadaan setelah adanya doa rahmat sebelumnya.
9.Hal mulia lainnya yang diajarkan dalam hadits ini adalah: (1) membantu yang lemah, (2) menolong yang dizalimi, (3) menyebarkan salam, (4) memenuhi sumpah.
Hadits #848
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤْمِنُوا حَتىَّ تحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحاَبَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَيْنَكُم” رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak disebut beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian melakukannya, kalian pasti saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 54]
BACA JUGA: Hikmah dari Ucapan Assalamualaikum
Faedah Hadits
1.Sempurnanya iman dapat dicapai jika saling mencintai.
2.Baiknya hubungan sesama manusia adalah dengan saling mencintai karena Allah.
3.Tidak akan masuk surga kecuali dengan iman.
4.Hadits ini menunjukkan perintahkan menyebarkan salam pada yang dikenal dan tidak dikenal.
5.Saling mengucapkan salam adalah sebab saling mencintai sesama.
6.Salam adalah syiarnya orang Islam.
7.Hadits ini mengajarkan untuk tawadhu’ pada orang beriman.
8.Dengan mengucapkan salam akan menghilangkan permusuhan. []
REDAKTUR : MUHAMMAD AMMAR FAUZILADHIM | SUMBER : MUSLIM.OR I RUMAYSHO