SHALAT Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang telah Allah syariatkan untuk dikerjakan. Ada banyak keutamaan shalat Dhuha.
Meski sunnah, Shalat Dhuha adalah ibadah yang sangat dianjurkan, sebab, shalat ini dapat menyempurnakan ibadah shalat wajib yang terkadang tidak dapat sempurna pahalanya.
Waktu shalat dhuha dimulai dari terbitnya matahari hingga menjelang matahari tergelincir (zawal). Dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa Allah berfirman, “Wahai Bani Adam, shalatlah empat rakaat untuk-Ku di awal siang hari, niscaya aku menjagamu di sisa hari tersebut.”
Waktu dhuha berakhir dengan tergelincirnya matahari yang menjadi awal waktu zuhur. Adapun jeda sebelumnya diberlakukan karena adanya larangan shalat sebelum tergelincirnya matahari. Adapun waktu utama untuk melaksanakan shalat dhuha adalah di akhir waktunya.
BACA JUGA: 7 Keistimewaan Shalat Dhuha
“Sesungguhnya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum melakukan shalat dhuha, lalu beliau berkata, ‘Apakah mereka belum mengetahui bahwa shalat pada selain waktu ini lebih utama? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu bersabda, ‘Shalat al-awwabin (hendaklah dilakukan) ketika anak unta kepanasan.’” (Hr. Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Shalat al-Awwabina hina Tarmidhu al-Fishal, no. 748)
Shalat Dhuha ini juga memiliki banyak keutamaan. Inilah, tiga keutamaan Shalat Dhuha:
1. Keutamaan Shalat Dhuha: Ampunan Dosa
Imam at Tirmidzi dan Ibnu Majah dalam riwayatnya menjelaskan bahwa orang yang membiasakan salat duha dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Rasulullah bersabda: Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani radhiallahu ‘anhu, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa Allah berfirman, Wahai Bani Adam, shalatlah untuk-Ku di awal siang hari sebanyak empat rakaat, niscaya Aku menjagamu di sisa hari tersebut.” (Hr. at-Tirmidzi, Kitab Shalat, Bab Ma Ja`a fi Shalat Dhuha, no. 475; Abu Isa berkata, “Hadits hasan gharib;” hadits ini dinilai shahih oleh Ahmad Syakir dalam tahqiq beliau atas kitab at-Tirmidzi, sert al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi: 1/147)
2. Keutamaan Shalat Dhuha: Terhindar dari Sifat Lalai
Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah ataupun lalai dalam hal mencari rahmat Tuhan.
Salah satu cara agar terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan salat duha. Rasulullah ﷺ bersabda: Orang yang mengerjakan salat duha tidak termasuk orang lalai,” (HR Al-Baihaqi dan An-Nasa’i).
3. Keutamaan Shalat Dhuha: Sedekah bagi Tubuh
Menjalankan sholat dhuha juga menjadi sedekah bagi yang melaksanakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ.
BACA JUGA: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Shalat Dhuha Menurut Ulama Mazhab
“Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau telah bersabda, “Setiap hari bagi setiap persendian dari salah seorang di antara kalian terdapat kewajiban untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf nahi munkar adalah sedekah. Semua itu tercukupkan dengan dua rakaat shalat yang dilakukan di waktu dhuha.” (Hr. Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Istihbab Shalat ad-Dhuha, no. 720)
“‘Dalam diri manusia ada tiga ratus enam puluh persendian, lalu dari setiap sendinya diwajibkan untuk bersedekah.’ Mereka berkata, ‘Siapa yang mampu demikian, wahai Nabi Allah?’ Beliau menjawab, ‘Memendam riak yang ada di mesjid dan menghilangkan sesuatu (gangguan) dari jalan. Apabila tidak mendapatkannya, maka dua rakaat shalat dhuha mencukupkanmu.’” (Hr. Abu Daud, no. 5242; dinilai shahih oleh al-Albani dalam kitab Irwa al-Ghalil: 2/213 dan at-Ta’liq ar-Raghib: 1/235) []