ADA keutamaan shalat malam yang luar biasa.
Dari Ibnu Umar ra berkata; “Sudah menjadi kebiasaan seseorang pada masa hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila bermimpi, biasanya dia menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku pun berharap bermimpi hingga aku dapat mengisahkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Saat itu aku masih remaja dan aku tidur di masjid di jaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu aku bermimpi ada dua malaikat memegangku lalu membawaku ke dalam neraka, aku melihat neraka yang ternyata adalah lubang besar bagaikan lubang sumur (atau jurang). Ternyata neraka itu memiliki dua emperan dan ternyata (aku melihat) di dalamnya ada orang-orang yang yang aku sudah mengenal mereka. (Dengan melihat mereka), mak membuat aku berkata ; “Aku berlindung kepada Allah dari neraka” Dia berkata,; “Kemudian menjumpai kami malaikat lain lalu dia berkata, kepadaku; “Janganlah kamu takut”. Diriwayatkan dia oleh Bukhari no. 1121 (Fath Al Baari; 3/10), Muslim shahih Muslim Bisyarhi An Nawawi (2478 – 2479/139 – 140)[1]
BACA JUGA: 3 Waktu Shalat Sunnah yang Dilarang
Athrofnya pada no : [440, 1156, 3738, 3740, 7015, 7028, 7030].
Lalu aku ceritakan mimpiku itu kepada Hafshah, lalu Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Beliau pun bersabda: “Sebaik-baiknya laki-laki itu ‘Abdullah (bin “Umar) bila dia mendirikan shalat malam”. Setelah peristiwa ini ‘Abdullah bin ‘Umar tidak tidur malam kecuali sedikit”. Diriwayatkan dia oleh Bukhari no. 1122 (Fath Al Baari; 3/10), Muslim Muslim shahih Muslim Bisyarhi An Nawawi (2478 – 2479/139 – 140)
Athrofnya pada no. [1157, 3739, 3741, 7016, 7029, 7031]
KETERANGAN:
Hadits tersebut menunjukkan bahwa keutamaan sholat malam itu mencegah dari azab, dan orang yang mendirikan sholat malam itu termasuk sebaik-baiknya orang.
BACA JUGA: Waktu Shalat Sunnah Shubuh
AL QORNAANI itu adalah dua kayu atau dua bangunan yang terbentang di atasnya kayu yang panjang yang diikat oleh besi kerekan.
[1] Dia meriwayatkannya dari jalur ‘Abdullah bin Muhammad dari Hisyam dari Ma’mar, kedua ; dari jalur Mahmud dari ‘Abdirrazaq dari Ma’mar dari Az Zuhriy dari Salim dari ayahnya (‘Abdullah bin ‘Umar).
Pada Musnad Ahmad no. 6330 (10/406), 4494 (8/82), 4600 (8/206), 4607 (8/216), Sunan Ibnu Majah no. 3919, Shahih Ibnu Hibban (7070). []
SUMBER: CINTA NABI SEJATI