SURAT al-Ikhlas merupakan salah satu surah pendek di dalam Alquran yang kerap kita baca. Meski surah ini tergolong surah pendek, namun ternyata memiliki keutamaan dan manfaat yang sungguh luar biasa besar. Tetapi tak banyak dari kita yang mengetahui dan memaksimalkan keistimewaan surat ini.
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّها لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
“Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an”.
BACA JUGA: Surat An Nuur: Ketika Orang Sulit Meninggalkan Urusan Duniawi
Hadits yang agung ini menunjukkan tingginya kedudukan surat al-Ikhlas dan besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surah ini mengandung nama-nama Allah yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna. Sehingga, siapa saja yang membaca dan menghayati surat ini dengan seksama berarti dia telah mengagungkan dan memuliakan Allah.
Oleh karena itu, dalam hadits shahih lainnya, Rasulullah SAW ketika mendengar berita tentang seorang shahabat yang senang membaca surah ini karena sifat-sifat Allah yang dikandungnya, beliau bersabda: “Sampaikanlah kepadanya bahwa Allah mencintainya”.
Dinamakan surat al-Ikhlas karena mengandung tauhid (pengkhususan ibadah kepada Allah semata-semata), sehingga orang yang membaca dan merenungkannya berarti telah mengikhlaskan agamanya untuk Allah semata.
Salah satu waktu terbaik membaca surat ini adalah di waktu pagi dan petang. Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat al Ikhlash bersama dengan maw’idzatain (surat Al Falaq dan surat An Naas) masing-masing sebanyak tiga kali. Keutamaan yang diperoleh adalah akan dijaga dari segala sesuatu (segala keburukan).
BACA JUGA: Benarkah Anak jadi Rupawan Jika Ibu Hamil Sering Baca Surat Yusuf dan Maryam?
Dari Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,
خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »
Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, “Apakah kalian telah shalat?” Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah“. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah“. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah“. Hingga aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A’UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A’UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akn mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan.” (HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). []