Oleh: Marsila Amiruddin
marsilaamiruddin@gmail.com
WAQAF merupakan salah satu sedekah istimewa dan bentuk perniagaan terbaik dengan Allah SWT yang tidak hanya mempunyai fungsi untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Keutamaan waqaf banyak disebutkan dalam Islam.
Allah SWT juga menjanjikan pahala yang sangat besar bagi orang berwaqaf, dengan melimpahkan aliran pahala dan kebaikannya yang mengalir abadi.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya yaitu, yang bisa jadi menunjukkan keutamaan waqaf. “Apabila manusia meningal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu : sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR Muslim).
Para ulama menafsirkan kalimat “shadaqah jariyah” dalam hadits ini sebagai keutamaan waqaf. Imam Nawawi menyatakan bahwa hadits ini merupakan dalil keabsahan waqaf dan besarnya pahala dan keutamaan waqaf. Menurutnya, yang dimaksud dengan shadaqah jariyah adalah waqaf (Syarah Nawawi ‘ala Muslim, 11/85).
Dibanding dengan ibadah sedekah dan hibah, keutamaan waqaf jauh lebih abadi dan tidak terputus hingga generasi mendatang, tanpa mengurangi hak atau merugikan generasi sebelumnya. Keutamaan waqaf yang lainnya adalah pahalanya yang terus mengalir dan berlipat, walau wakif (orang yang mewaqafkan) telah meninggal dunia. Begitulah Allah menegaskan soal keutamaan waqaf.
Namun mendengar kata “waqaf”, banyak muslim saat ini mempresepsikannya sebagai sebuah ibadah harta yang besar, dan ditunaikan jika sudah kaya dan jika sudah tua. Itulah yang menyebabkan mereka lebih memilih mengeluarkan zakatnya ataupun bersedekah saja dulu dibanding dengan berwaqaf. Padahal keutamaan waqaf sangatlah besar.
Padahal kini, Majelis Ulama Indonesia telah memberikan fatwa diperkenankannya waqaf tunai (waqaf uang). Berwaqaf tidak lagi harus menunggu memiliki tanah yang luas dan kekayaan yang cukup, tetapi bisa dilakukan sesuai kemampuan.
Waqaf tidak menghabiskan harta, justru mengekalkan harta dan menjadi jalan untuk meraih ridha dan ampunan-Nya. Pahala waqaf ini terus berlanjut bahkan hingga si wakif sudah wafat. Artinya, sekalipun si wakif telah lama wafat, dia akan tetap memperoleh aliran pahala waqaf tanpa putus-putus.
BACA JUGA: Apa Perbedaan Zakat, Infaq, dan Sedekah?
Bayangkan, jika berwaqaf sekali saja, berpahala berkali-kali, bagaimana jika kita berkali-kali berwaqaf.
Betapa banyak anugerah yang Allah Swt limpahkan kepada orang-orang yang mengeluarkan harta benda ikhlas karena-Nya. Itulah keutamaan waqaf.
Jika ada cara yang lebih “murah” untuk “membeli” surga Allah, mengapa tidak memilih cara ini?Ayo Berwaqaf Untuk Meraih Pahala Abadi! []
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” QS Al Imran ayat 92
Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Wahai anak Adam! berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberikan rezeki) kepadamu.’”.– Hadis
Sedekah secara sembunyi-sembunyi bisa meredam murka Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah). – Hadis
Jika kamu berinfak kepada seseorang, berterima kasihlah kepada mereka. Kamu mungkin sudah membantu memperbaiki urusan dunia mereka, tapi mereka juga memperbaiki urusan akhiratmu.
Berikanlah sedekah! Karena sedekah itu ibarat sungai yang mengalir. Kamu hanya akan terus memperoleh manfaat dari air bersihnya.
Berinfaklah dan jangan menghitung-hitungnya, sehingga Allah juga akan menghitung-hitung rezeki-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu tahan hartamu (enggan bersedekah), sehingga Allah juga akan menahan rezeki-Nya kepadamu. – Hadis
Sedekah tidak akan mengurangi kekayaanmu. – Hadis
Sebagai seorang beriman, aku tidak boleh lupa bahwa kebutuhanku untuk bersedekah akan selalu jauh lebih besar daripada kebutuhan mereka yang menerima sedekah dariku. – Nouman Ali Khan
Jangan pernah merasa malu ketika hanya mampu memberi sedikit untuk bersedekah, karena selalu ada kebaikan dalam berbagi, tidak peduli seberapa kecil yang kamu berikan. – Ali bin Abi Thalib
Sedekah membersihkan dosa, seperti air memadamkan api. – Hadis
Setiap amal kebaikan bernilai sedekah. – Hadis
Ketika Allah berbicara tentang memberi kepada orang-orang yang membutuhkan uang, makanan, pakaian, dan lain-lain dalam Surah al-Isra, Dia tidak menyebutnya sebagai “menolong orang miskin” atau “memberikan sedekah kepada orang miskin.”, Allah menyebut tindakan ini sebagai memberikan kepada mereka apa yang memang menjadi hak mereka dan apa yang layak mereka dapatkan. Ini adalah hak mereka atas diriku dan juga kalian, dan Allah sedang melihatnya. – Nouman Ali Khan
Manfaat pertama yang bisa dirasakan dari bersedekah adalah untuk si pemberi sedekah itu sendiri, yaitu dia melihat perubahan dalam diri dan sikapnya, merasakan kedamaian, serta melihat senyuman di wajah orang lain. – Aidh al-Qarni