APA keyakinan Nabi Muhammad sebelum diangkat jadi Rasul?
Kita meyakini bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Atas izin Allah SWT, Rasulullah berhasil menyebarkan agama Islam yang rahmatan lil a’lamin ini. Tentunya dengan perjuangan yang sangat berat karena mengalami penolakan yang keras dari kaum kafir kala itu.
Kita juga tahu bahwa Rasulullah menjadi Nabi bukan sejak lahir. Melainkan pada usia dewasa. Bahkan, beliau mengenalkan Islam pun setelah memperoleh wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
BACA JUGA: Tawadunya Nabi Muhammad di Hadapan Allah
Terkait hal ini, mungkin ada yang bertanya-tanya perihal agama apa yang dianut Nabi Muhammad sebelum turunnya wahyu?
Keyakinan Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Jadi Rasul, Penting DIketahui Hal Ini
Sebelum kita membahas ini, harus kita ingat bahwa yang terpenting bagi kaum muslimin adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Muhammad ﷺ diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul, dengan adanya wahyu yang disampaikan melalui Jibril. Sementara bagaimana kondisi Nabi ﷺ sebelum itu, kita pasrahkan kepada Allah.
Meskipun para ulama membahas hal ini, untuk menutup celah terjadinya su’udzan masyarakat kepada Rasulullah ﷺ. Mengenai amalan Nabi ﷺ sebelum diutus, ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
1. Keyakinan Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Jadi Rasul: Nabi ﷺ mengikuti millah ibrahim (Hanifiyah)
Al-Alusi menegaskan pendapat yang benar mengenai kondisi Nabi SAW sebelum jadi diutus oleh Allah, beliau mengikuti ajaran Ibrahim ‘Alaihis Salam. Al-Alusi membawakan keterangan Ibnu Aqil, “Abul Wafa, Ali bin Aqil menegaskan bahwa sebelum diutus, Nabi ﷺ menganut syariat Ibrahim yang shahih dari beliau,” (Tafsir al-Alusi, 23/160).
2. Keyakinan Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Jadi Rasul: Nabi ﷺ tidak beribadah dan tidak mengikuti ajaran apapun
Ini merupakan pendapat al-Qadhi Iyadh. Beliau mengatakan, “Sebelum mendapat wahyu, Nabi ﷺ tidak beribadah dengan mengikuti syariat umat sebelumnya, menurut pendapat yang kuat,” (Fathul Bari, 7/144).
BACA JUGA: Mukjizat Nabi Muhammad SAW, Ketika Bulan Terbelah
Mengenai makna tahannuts, dijelaskan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, maknanya ada 2:
Pertama, tahannuts [التحنّث] artinya tahannuf [التحنّـف], yang artinya mengikuti ajaran hanifiyah. Itulah ajaran dan millah Ibrahim.
Kedua, tahannuts artinya menjauhi dosa. Dari kata al-Hints [الحنث] yang artinya dosa. Dan kata ‘tahannuts’ [التحنّث] memiliki arti ‘Yatajannabu al-Hints’ [يتجنب الحنث], yang artinya menjauhi dosa. (Fathul Bari, 1/23). []