Oleh: Ahmad Zubaidi
bedy_cuper@yahoo.com
KARENA setiap cinta akan memiliki cerita beragam dibaliknya, mungkin ada yang berawal duka, juga ada yang terketuk nestapa, ada juga yang berawal sengsara, dsb. Namun di sisi lain, ada yang terbuka bahagia, yang berawal sempurna, bertemu dengan mulia. Intinya setiap cinta akan memiliki cerita tersendiri dalam perjalanannya.
Tapi untuk kali ini, biarkan cerita cinta itu terambil dari dua insan mulia yang pernah terekam memori dunia, siapa mereka? Beliau lah, Bunda Khadijah, dan pasangannya? Khairul khalqi, Almahbub, Rasulullah tercinta.
Ingat ketika sang wanita mulia yang menjanda, kaya, memiliki rupa, diidami lelaki sederajatnya namun selalu saja ditolak lembut olehnya? Iya, beliau saat itu menawarkan diri lewat utusannya Nafisah untuk mengajak sang Amin untuk bermadu bersama dalam rumah tangga.
Dan, Sang Amin pun menjawab mantap, menyambut ajakan sang janda mulia untuk dijadikan pasangan dunia akhiratnya. Mereka bersatu menciptakan secerita cinta indah yang tak pernah ada duanya, dua insan mulia yang telah menginspirasi jutaan jiwa untuk bagaimana tetap mulia dalam membangun cinta. Walau, cerita itu dimulai dengan tawaran sang wanita…
Tentu ada cerita takdir di baliknya, tapi untuk mensinkron dengan masa kita, biarkan memang begitu adanya, karena sang bunda memang telah mendorong wanita-wanita akhir zaman untuk menuruti langkah mulianya, untuk berani menawarkan diri kepada lelaki yang mungkin bisa mendorong diri untuk menjaga hati, mengamankan iman dalam diri, mampu mengindahkan taqwa agar selalu terhiasi.
Mungkin di luar sana sudah banyak yang mengambil langkah mulia ini, saat wanita memang memberanikan angannya untuk menawarkan diri kepada seorang yang diidamkan taqwanya, Berharap bisa membangun keluarga yang mulia layak Bunda Khadijah dan Rasulullah tercinta. Dia berangan seperti khadijah, dan tempat pengaduan rasanya, tentu diharapkan seperti Rasulullah…
Cinta yang sekufu, sehaluan, serasa lagi serasi, menjadi cinta yang secita-cita, menjadi abadi sampai surga. Duhai indahnya jika ini memang mampu menjadi nyata, kemudian berpisahnya? perpisahan mereka hanya nyawa yang tertambat akhir nafas. Menjadi wanita tiada dua dalam hati pria adalah angan setiap wanita. Begitu pun sebaik pria saat ia memang menjadi lelaki abadi dalam hati wanitanya…
Menemukan “Khadijah akhir zaman”? Sungguh impian setiap lelaki pencinta Nabi. Menemukan “sang amin” akhir zaman? Bukankah memang itu yang setiap “Khadijah akhir zaman” ingini? Berlomba meneladani Rasulullah setegak mungkin jika begitu, para pendamba Khadijah juga semakin giat menyiapkan diri jika ingin seperti itu.
Akan ada cerita mulia dari kehidupan insan mulia, yang mampu menjadi cahaya untuk generasi setelahnya, ingin seperti mereka, yang menjalani hidup dalam kemuliaan hakiki yang selalu terkenang tinta emas ilahi. Kamu berangan memuliakan diri? Ayo langkahnya dimulai.. []