PALESTINA—Puluhan ribu kaum muslimin telah menunaikan shalat Jumat di Masjidil Aqsha, Jumat (19/10/2018). Para jemaah berasal dari al Quds dan wilayah Palestina jajahan tahun 48, di tengah prosedur ketat keamanan yang diberlakukan tentara Israel di setiap gerbang masjid dan gerbang kota al Quds.
Khatib Masjidil Aqsha Syeikh Ismail Nawahida dalam khutbahnya memaparkan keheranannya terhadap sikap sejumlah warga al Quds yang terlibat penjualan tanah dan bangunan di al Quds dan mengabaikan akidah mereka.
BACA JUGA: Satpam Al-Aqsha Tangkap Yahudi Penyusup saat Shalat Jumat
Menurut Syeikh Nawahida tindakan itu tak bertanggung jawab, dan berdampak buruk bagi perjuangan Palestina. Ia menyerukan untuk menjaga dan melindungi tanah dan bangunan, karena merupakan tanah wakaf yang tidak boleh diperjualbelikan meski hanya satu jengkal.
Khatib al Aqsha menyerukan kepada segenap warga al Quds untuk melindungi dan mempertahanan tanah miliknya, hal itu berdasarkan fatwa syariah yang diterbitkan pada tahun 1935 terkait jual beli tanah dan bangunan kepada musuh.
Syeikh Ismail Nawahida menyampaikan bahwa perekonomian menjadi sasaran serangan langsung, dalam rangkai proyek Yahudisasi dan pengusiran paksa oleh pihak Israel. Karena itu kepada segenap warga Palestina diharapkan dapat mengintensifkan kehadiran ke al Quds, dan shalat di Masjidil Aqsha, untuk menggeliatkan ekonomi, dan mendukung perjuangan warga al Quds.
Kota al Quds menjadi target serangan Israel di sektor sosial masyarakat, dengan merusak hubungan keluarga, lewat narkoba dan barang-barang haram, yang mendorong pelaku untuk melakukan pembunuhan hanya karena sebab sepele.
Disebutkan bahwa Yahudisasi kota al Quds berlangsung secara cepat, disebabkan perpecahan politik di antara faksi-faksi Palestina, dan kondisi internal bangsa Arab dan perselisihan mereka, sehingga memudahkan Israel merealisir rencananya.
BACA JUGA: Yahudi Desak Rezim Israel Cabut Larangan Beribadah di Al-Aqsha
Syeikh Nawahida mengutuk keras kejahatan Israel di sejumlah desa dan kota serta Khan Ahmar, dan Gaza. Tentara Israel menyerang para petani Palestina di ladang mereka, menyita tanah, lalu menggusur perumahan dan infrastruktur. Khatib menyerukan untuk menyatukan barisan dan mengakhiri perselisihan dan perpecahan, serta perselisihan partai, kelompok, dan urgensi mengembalikan persatuan dan kesatuan bangsa. []
SUMBER: PIC